Pernah ditawari kerjasama mengeksploitasi karst Maros menjadi industri semen. Takut berdosa karena memperkosa alam.
menitindonesia, MAROS – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, saat melakukan kunjungan kerja spesifik ke Kabupten Maros mengatakan, pihaknya mengapresiasi semangat juang yang dimiliki Bupati Maros AS Chaidir Syam dan Wakilnya, Hj Suhartina Bohari, yang gigih memperjuangkan kawasan karst di wilayah Maros sehingga masuk sebagai kawasan UNESCO Global Geopark.
“Bukan hal yang mudah untuk masuk sebagai 10 kawasan geopark dunia yang ada di Indonesia, ini perjuangan yang gigih yang dilakukan Pak Bupati (Chaidir Syam) dan Ibu Wabup (Hj Suhartina) untuk menyelamatkan alam Maros yang indah dari ancaman kerusakan,” kata Dede Yusuf saat berkunjung ke Maros, Kamis (9/11/2023), kemarin.
Mantan Aktor yang memerankan tokoh Jojo dalam sinetron “Jendela Rumah Kita” pada tahun 1990-an ini, mengatakan, langkah hebat yang dilakukan Bupati Maros Maros dan Wabup Hj Suhartina Bohari, adalah menjadikan kawasan Geopark Maros yang indah ini dikelolah menjadi ekowisata.
“Tugas kita semua adalah menjaga Karst Maros ini. Kita berterima kasih ke Pak Bupati dan Ibu Wabup yah. Keduanya sudah memperjuangkan agar karst ini tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi kita ke depan. Alam ini tidak boleh dirusak dengan alasan industri sekalipun. Ini berkah. Pak bupati dan bu wabup menyalurkan berkah kepemimpinannya dengan menjaga karst Maros,” ujar Dede.
Sementara itu, Bupati Maros AS Chaidir Syam yang mendampingi Dede Yusuf beserta rombongannya dari Komisi X DPR RI itu, mengatakan salah satu visi dan misi Pemkab Maros saat ini adalah menjaga kawasan karst sebagai penyelamatan lingkungan.
Menurut Chaidir, Karst Maros wajib dijaga secara berkesinambungan oleh semua generasi karena karst menjadi tempat penyimpanan air dan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan di Maros di masa akan datang.
“Pernah, saya bersama Ibu Wabup Hj Tina Bohari, kami ditawari kerjasama untuk mengeksploitasi kawasan karst ini menjadi industri semen, tapi kami menolak, karena karst ini menjadi warisan keindahan bagi generasi ke depan, kami takut berdosa karena memperkosa alam,” ujarnya. (asrul nurdin)