Generasi Z Tak Kenal Lagi Soekarno, Mereka Tahunya Soeharto, SBY dan Jokowi

FOTO: Ilustrasi Foto Presiden RI ke 1 dan ke 2, Soekarno dan Soeharto. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Pegiat Antikorupsi sekaligus Sekretaris Forum Anti KongKalikong Syamsir Anchi, S.S., mengatakan, generasi Z sekarang minus pengetahuan tentang tokoh-tokoh pemimpin nasional dan cenderung melupakan sejarah.
Meskipun Indonesia sudah memiliki 7 orang presiden, namun alumni Fakultas Sastra Unhas Jurusan Sejarah Angkat 93 ini mengungkapkan, kebanyakan generasi Z dan milenial hanya mengetahui beberapa orang saja.
BACA JUGA:
8 Pemenang Umrah Jalan Sehat Anak Rakyat Diterbangkan ke Madinah Setelah Sebelumnya Rudianto Lallo Mengantar Mereka
“Proklamator kemerdekaan Bung Karno, banyak yang mengabaikannya, apalagi ajarannya. Malah sebahagian gen Z dan milenial menganggap Bung Karno itu tokoh PKI, karena peristiwa 1965, Presiden Soekarno sangat mesra dengan tokoh-tokoh PKI,” kata Syamsir Anchi saat diskusi di ruang redaksi Menit Indonesia, Jalan Landak Baru Nomor 2A Makassar, Senin (1/1/2024).
Karena Bung Karno dianggap bagian dari PKI, lanjut Syamsir, sehingga generasi Z dan milenial menganggap ajaran Soekarno tidak penting lagi untuk dipelajari. “Padahal Bung Karno bukan kader PKI, dia hanya seorang sosialis-nasionalis,” ujarnya.
BACA JUGA:
Pj Gubernur Bahtiar Ajak Wali Kota dan Bupati Bersinergi OJK dan BI untuk Mendorong Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi
Syamsir Anchi menjelaskan, bahwa sejarah seringkali dilupakan karena peristiwa tokohnya tidak mendapatkan sorotan publik. Sehingga generasi selanjutnya tidak memperdulikannya.
IMG 20240102 WA0001
Presiden ke 6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dan berbincang akrab dengan Presiden RI ke 7 Joko Widodo (Jokowi) di Istana. Keduanya membahas kemajuan negeri. (ist)
Menurut Direktur Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI) ini, pemahaman generasi terhadap sejarah bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kurikulum pendidikan, informasi media massa dan perubahan sosial.
“Bung Karno, sebagai tokoh sejarah Indonesia mungkin kurang mendapat perhatian yang cukup dalam kurikulum pendidikan atau media modern yang lebih fokus pada isu-isu kontemporer,” ujar Syamsir Anchi.
Ia menuturkan, bahwa generasi Z dan milenial sering terpapar oleh informasi cepat melalui media sosial, yang dapat mengarah pada kurangnya pemahaman mendalam terhadap tokoh-tokoh sejarah. “Peningkatan akses ke berbagai bentuk informasi juga dapat membuat beberapa tokoh sejarah kurang menonjol dalam kesadaran generasi muda,” katanya. “Beda dengan Soeharto, SBY dan Jokowi, oleh gen Z dan milenial, mereka dianggap sebagai pemimpin yang berhasil memajukan bangsa ini,” jelas dia.
Syamsir menambahkan, bahwa pendapat terhadap Soeharto dapat berbeda-beda di kalangan generasi Z dan milenial. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan sebagian dari mereka memiliki pandangan positif terhadap Soeharto karena di masanya tercipta stabilitas ekonomi dan politik serta pembangunan infrastruktur yang maju.
“Meskipun di masa Soeharto demokrasi itu dipasung, kritisisme terhadap kekuasaan dibungkam, bagi generasi Z dan milenial banyak yang menganggapnya Soeharto hebat,” ujarnya. (asrul nurdin)