Pengamat Politik Unhas: Jaga Nama Baik Suhartina, Jangan Adu dengan Chaidir!

FOTO: Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi Unhas, Dr. Hasrullah, M.A.

menitindonesia, MAROS – Suhu politik yang memanas di Maros pasca penggantian bakal pasangan calon wakil bupati Suhartina Bohari, dikomentari oleh pengamat politik Universitas Hasanuddin, Dr. Hasrullah, M.A. Dia meminta semua pihak di Maros tidak gegabah mengomentari hasil tes kesehatan bakal cawabup petahana itu.
“Tes kesehatan terhadap calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, itu dilakukan oleh tim dokter yang profesional, bukan oleh institusi politik. KPU hanya menerima hasil laporan medis, apakah bakal calon yang dites kesehatannya, layak atau tidak mendapat amanah memimpin daerah nanti,” kata Hasrullah, saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (14/9/2024).
BACA JUGA:
Tes Kesehatan Bakal Cawabup Maros Muetazim MS, Jubir CS-Ta: Masyarakat Ingin Chaidir Syam Dua Periode
Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unhas itu, menerangkan, bahwa Tim Dokter yang diminta melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bakal pasangan calon di Pilkada ini, melakukan diagnosa sesuai dengan prosedure kesehatan untuk mendeteksi kesehatan jiwa dan raga atau rohani dan jasmani.
“Hasil diagnosa medis terhadap paslon yang dites, tidak bisa dibeberkan kepada publik kecuali atas permintaan kandidat. Kalau hasil kesehatan dibeber ke publik, misal fungsi paru-paru atau ada kasus lainnya yang terkait kesehatan jiwa atau raga, ini kan bisa mempermalukan seseorang, bisa membuat orang itu dicap negative oleh masyarakat,” ujar Hasrullah.
BACA JUGA:
Indira Yusuf Ismail Bangun Generasi Cerdas-Sehat Lewat Sosialisasi ASI Ekslusif
Terkait hasil tes kesehatan Suhartina yang dianggap tidak memenuhi syarat atau TMS untuk dilanjutkan ke tahapan pencalonan wakil bupati, Hasrullah bilang, itu adalah rahasia medis. “Namun, jika terus menerus dipersoalkan, bisa jadi akan diungkap. Kalau ini dilakukan, dampaknya lebih banyak sisi negatifnya,” katanya.
Dia menyarankan, jika ada masalah kesehatan saat ini, maka Suhartina melakukan pembenahan terhadap kondisi kesehatannya. “Setiap penyakit bisa disembuhkan. Sepanjang ada keinginan kuat untuk menyembuhkannya,” ujar dia.
Hasrullah menyebut Suhartina masih muda, dan populer di Maros. Sehingga, kata dia, kalau kondisi kesehatannya lima tahun akan datang sudah fit dan memenuhi syarat, Suhartina pasti akan mendapat simpati publik yang bisa jadi modal politiknya.
Selain itu, dia juga menegaskan, bahwa hasil tes kesehatan terhadap Suhartina tidak terdapat indikasi rekayasa atau ada jejak atas konspirasi politik. “Ini tes kesehatan, dilakukan oleh dokter yang profesional dan mereka bekerja di bawah sumpah profesinya. Hasil tes kesehatan itu bukan rekomendasi yang dibayar, tapi ini hasil riset (diagnosa) medis yang dilakukan tim dokter secara profesional,” ujar Hasrullah.

Kotak Kosong Melawan

Terkait munculnya kampanye kotak kosong karena adanya anggapan yang mengatakan hasil tes kesehatan terhadap Suhartina sengaja dibuat TMS? Menurut Hasrullah, anggapan seperti itu bersumber dari buah pikiran picik yang tidak paham profesi dokter yang melakukan tes. Dia mengkhawatirkan, justru ada pihak tertentu yang sengaja ingin mengadu domba antara Suhartina dan Chaidir Syam. “Kalau ini dilakukan, yang dirugikan adalah Ibu Suhartina,” katanya.
Menurut Hasrullah, RSU Unhas tentu akan mempertanggung-jawabkan hasil tes kesehatan yang dilakukan oleh tim dokternya. “Jadi tidak usah khawatir ini rekayasa. Persiapkan saja diri sembuh, waktu lima tahun tidak akan terasa,” pungkasnya.
(asrul nurdin)