
menitindonesia, MAROS – DPRD Maros merespons keluhan warga perumahan A3 Mulia Residence, Turikale, dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP), Selasa, 5 November.
Rapat yang dipimpin legislator Rahmat Hidayat itu menghadirkan Kerukunan Warga A3 Mulia Residence dan dinas-dinas terkait. Hadir juga anggota DPRD Maros dari Dapil 1 (Turikale-Maros Baru), A Safriadi hingga Ketua Komisi II, Marjan Massere.
Rahmat menuturkan, RDP ini untuk menjembatani keluhan warga A3. Mulai dari persoalan jalan, drainase, pagar, hingga ruang terbuka hijau dan buangan air serta limbah.
“Termasuk dengan kehadiran diler mobil Honda Sanggar Laut dan usaha tanah kavling di belakang perumahan A3,” ucap Rahmat.
Sayangnya, timpal Safriadi, pihak pengembang A3 Mulia Residence dan diler Honda Sanggar Laut tidak datang. Padahal, mereka seharusnya memberikan penjelasan mengenai tuntutan warga.
“Makanya masih perlu RDP lanjutan dan semua pihak harus dihadirkan. Ini bukan bela atau tidak membela, tetapi DPRD memang harus turun tangan, ini sudah menyangkut hajat hidup orang banyak,” tuturnya.
Rahmat, Safriadi, dan Marjan pun sepakat untuk turun langsung. Mereka akan meninjau titik-titik yang menjadi polemik.
Ketua Kerukunan Warga A3, Imam Dzulkifli mengaku lega. Sebab, keluhan warga sudah mendapat wadah.
“Terima kasih kepada DPRD yang telah menyediakan ruang ini. Semoga bisa terus bersama dalam perjuangan masyarakat mendapatkan keadilan,” tuturnya.
Dzul, sapaan akrab Imam Dzulkifli, juga mengapresiasi komitmen DPRD yang akan mendorong, bahkan langsung meminta ke dinas-dinas terkait untuk menganggarkan perbaikan infrastruktur di A3 Mulia Residence pada APBD pokok 2025. APBD ini akan ditetapkan paling lambat 30 November 2024.
Keluhan warga A3 Mulia Residence antara lain, mereka merasa ditinggal begitu saja oleh pihak pengembang. Padahal, masih banyak kewajiban pengembang yang belum selesai. Paling parah adalah buruknya kondisi jalanan dan drainase.
Padahal ini perumahan komersil, bukan subsidi. Harusnya warga mendapat kenyamanan yang lebih. “Dulu kami membeli rumah di A3 karena fasilitas yang dijanjikan dan lokasi yang strategis itu,” imbuh warga lainnya, Marisna.
Warga juga meminta pihak diler Honda Sanggar Laut dan pengusaha tanah kavling tak beraktivitas muat-bongkar material. Sebab, itu memperparah kerusakan jalan.
Selain itu, warga meminta pagar belakang perumahan yang telah dibongkar dibangun kembali. Sebab, keamanan menjadi rawan.
Warga juga mendesak pengembang melibatkan warga dalam diskusi sebelum menjalin kesepakatan dengan pihak luar. Sebab yang menjadi penghuni perumahan adalah warga.
Warga pun meminta pihak diler Honda Sanggar Laut serta Pemkab Maros (jika memang telah memberi izin) memberikan garansi bahwa kehadiran mereka tak menyebabkan banjir dan permasalahan lingkungan lainnya semisal limbah-limbah berbahaya.