menitindonesia, JAKARTA – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak. Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim meluncurkan serangan rudal ke Bandara Ben Gurion di Tel Aviv pada Jumat (27/12) waktu setempat.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan udara yang menghantam Bandara Internasional Sanaa dan sejumlah target di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Serangan udara Israel pada Kamis itu berlangsung ketika Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan timnya tengah bersiap meninggalkan ibu kota Yaman, Sanaa.
Dalam pernyataannya, Houthi mengungkapkan bahwa selain rudal yang diarahkan ke Tel Aviv, mereka juga mengirim drone ke sejumlah titik di Israel, termasuk Tel Aviv, serta menyerang sebuah kapal di Laut Arab.
Dilansir oleh kantor berita AFP dan Al Arabiya pada Sabtu (28/12/2024), Houthi menegaskan serangan tersebut adalah balasan atas agresi Israel. Militer Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim ini, termasuk soal keberadaan Sekjen WHO di Sanaa saat serangan berlangsung.
Sejak akhir November, Houthi—yang didukung Iran—telah meningkatkan serangan terhadap Israel, terutama setelah gencatan senjata yang melibatkan Hizbullah di Lebanon. Pada 19 Desember lalu, Israel juga meluncurkan serangan ke wilayah Houthi di Yaman sebagai respons atas serangan rudal sebelumnya.
Dalam pernyataan terbarunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan operasi militernya terhadap Houthi hingga mencapai target yang diinginkan.
“Kami bertekad untuk memotong cabang terorisme ini dari poros kejahatan Iran,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.
Serangan yang menyasar bandara, fasilitas militer, dan pembangkit listrik di wilayah Houthi menunjukkan intensitas konflik yang semakin tinggi. Analis menilai, aksi saling serang ini bukan hanya menjadi perang antara Israel dan Houthi, tetapi juga mencerminkan rivalitas regional yang melibatkan Iran sebagai pendukung utama Houthi.
Dengan keterlibatan aktor internasional seperti WHO di tengah-tengah situasi yang semakin memburuk, dunia kini mengamati bagaimana ketegangan ini akan memengaruhi stabilitas kawasan Timur Tengah yang telah lama bergolak.