Kadus Sesalkan Janji Bantuan Tak Kunjung Datang untuk Warganya yang Tinggal di Rumah Reyot

Kepala Dusun Panaikang, Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Maros, Usman saat ditemui. (Bkr)

menitindonesia, MAROS – Satu keluarga di Dusun Panaikang, Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Maros, harus bertahan hidup di sebuah rumah reyot yang tidak layak huni. Meski sudah berkali-kali didata untuk menerima bantuan bedah rumah namun sampai saat ini belum juga terealisasi.
Kepala Dusun (Kadus) setempat, Usman mengaku sudah kesal atas janji bantuan bedah rumah yang tak kunjung ada untuk warganya itu. Padahal, beberapa orang petugas dari Pemerintah Kabupaten hingga Baznas sudah turun melakukan pendataan.
“Iye Capekma, sudah beberapa kalimi dipoto-poto sama didata dari Maros (Pemkab) sama Baznas. Tapi tidak adaji apa-apa. Tidak tahu apa alasan mereka. Kalau memang tidak bisa janganmi turun kasi janji-janji,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (17/04/2025).

BACA JUGA:
Kisah Satu Keluarga di Maros Tinggal di Rumah Reyot, Pinjam Uang Untuk Beli Beras Seliter

Ia mengatakan, saat ini memang telah ada bantuan dari pemerintah kecamatan berupa terpal, tempat tidur dan mie instan. Namun, buatnya itu bukan solusi. Rumah yang ditempati oleh enam orang keluarga itu, sudah sangat menkhawatirkan.
“Kalau mereka hanya kehujanan itu sudah biasami, Ini takutnya kalau rumah mereka roboh lalu menimpa mereka. Jadi tolonglah, harus ada solusi jangka panjang buat mereka sesegera mungkin,” ujarnya.
Usman mengaku, sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan bedah rumah ke pemerintah dan Baznas, bahkan sudah ada perincian anggaran kebutuhan bedah rumah. Merekapun memenuhi syarat bantuan karena lahannya adalah milik pribadi.
“Iya ini milik orang tua mereka. Sudah tinggal sekitar 15 tahun di sana waktu masih ada orang tuanya sampai sekarang. Sejak dua tahun lalulah saya ajukan beberapa kali permohonan termasuk rinciannya. Tapi yah begitulah,” lanjutnya.
Sebelumnya, diberitakan, satu keluarga terdiri dari suami istri dan empat orang anak, tinggal di sebuah rumah yang nyaris roboh. Kepala keluarga bernama Yaco hanya bekerja serabutan dengan penghasilan di bawah dari Rp100 ribu perhari.
Jangankan untuk membiayai perbaikan rumah mereka, untuk makan sehari-hari saja mereka terkadang harus meminjam uang ke tetangga untuk membeli beras satu liter.