Polda Banten gelar konferensi pers penetapan tersangka pemerasan proyek strategis nasional Cilegon. Tiga pejabat Kadin dan HNSI resmi ditahan terkait dugaan pemalakan kontraktor China Chengda Engineering senilai Rp 5 triliun.
Kontraktor raksasa China Chengda Engineering diduga dipalak Rp 5 triliun dalam proyek strategis nasional Pabrik CAA di Cilegon. Tiga tokoh dari Kadin Cilegon jadi tersangka.
menitindonesia, CILEGON –Dugaan pemerasan proyek raksasa senilai Rp 5 triliun di Cilegon membuka borok baru di balik relasi bisnis-investasi dalam negeri. Kali ini, bukan investor kecil yang jadi korban, tapi PT China Chengda Engineering, kontraktor multinasional asal Tiongkok yang tengah membangun Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Alkali (CAA)—bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Polda Banten telah menetapkan tiga tersangka, termasuk Ketua Kadin Cilegon Muhammad Salim (MS) dan Wakil Ketua Ismatullah (IS). Keduanya dijerat atas dugaan penghasutan, pemerasan, dan perbuatan tidak menyenangkan terhadap pihak Chengda.
Karikatur Berita
Jatah Proyek Rp5 Triliun, Meja Digeprak, Massa Digerakkan
Menurut sumber penyidik, MS diduga menggebrak meja dan terang-terangan meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun, tanpa melalui proses lelang sebagaimana prosedur. Tidak hanya itu, ia juga dituduh menggerakkan massa untuk melakukan aksi di lokasi proyek demi menekan PT Chengda agar tunduk pada tuntutannya.
Tersangka lainnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilegon, Rufaji Jahuri (RJ), bahkan disebut mengancam akan menghentikan proyek bila HNSI tidak dilibatkan dalam pekerjaan tersebut.
Siapa China Chengda Engineering?
PT China Chengda Engineering Co., Ltd. bukan pemain ecek-ecek. Perusahaan ini merupakan anak usaha penuh dari China National Chemical Engineering Co., Ltd., yang bermarkas di Chengdu dan sudah berdiri sejak 1958. Chengda memiliki portofolio global yang luas di sektor petrokimia, energi baru, farmasi, dan infrastruktur urban.
Chengda telah menyelesaikan lebih dari 40 proyek di 20 negara, termasuk AS, Arab Saudi, Brasil, Pakistan, Vietnam, hingga Indonesia. Keputusan perusahaan ini melaporkan dugaan pemerasan tersebut justru menjadi sinyal kuat bahwa mereka menjunjung tinggi tata kelola proyek yang profesional dan transparan.
Pabrik CAA: Investasi Jumbo dalam Naungan PSN
Proyek Pabrik CA-EDC milik CAA—anak perusahaan Chandra Asri Group—bukan proyek biasa. Nilainya ditaksir mencapai Rp 13,5 triliun dan telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029. Proyek ini diharapkan mampu menyerap ribuan tenaga kerja dan memperkuat ketahanan industri nasional.
Kasus ini mengundang perhatian publik luas. Apalagi nilai proyek yang dipalak terbilang fantastis. Menteri Investasi dan Kadin Pusat pun dikabarkan telah memanggil pihak Kadin Cilegon untuk klarifikasi. Namun MS berdalih bahwa pernyataan soal jatah proyek itu hanyalah “salah ucap karena emosi.”
Begitulah. Kasus ini menjadi pelajaran penting: investor asing pun bisa melawan ketika hak dan prosedurnya dilanggar. PT China Chengda Engineering bukan sekadar korban, tapi simbol bahwa tata kelola proyek—meski di level daerah—tidak bisa lagi dipermainkan dengan cara-cara intimidatif.