Amanah dan Integritas —
Presiden Prabowo Subianto memberi kepercayaan kepada Prof. Taruna Ikrar memimpin BPOM RI. Di depan, Akbar Endra, Staf Ahli Kepala BPOM Bidang Medsos dan Humas, mewakili semangat kolaborasi dalam menjaga amanah dan memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga pengawas pangan dan obat nasional.
Oleh Akbar Endra (Staf Ahli Kepala Badan POM RI Bidang Medsos dan Humas)
Di bawah kepemimpinan Prof Taruna Ikrar, BPOM RI bertransformasi menjadi lembaga berstandar global — menjalankan amanah Presiden Prabowo dengan integritas dan inovasi. Didukung teori Weber, riset Papadopoulos, dan pengakuan US-FDA, BPOM kini menjadi simbol kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
menitindonesia, OPINI — Di bawah kepemimpinan Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D., Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) berubah wajah menjadi lembaga pengawasan yang berwibawa, progresif, dan berstandar global.
Melalui amanah yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto, Taruna Ikrar membuktikan bahwa BPOM mampu menjalankan fungsi utamanya — melindungi rakyat, menjamin keamanan pangan dan obat, serta membuka kepercayaan internasional.
Puncaknya, BPOM dipercaya oleh United States Food and Drug Administration (US-FDA) untuk melakukan sertifikasi produk rempah Indonesia yang akan diekspor ke Amerika Serikat — sebuah pengakuan bersejarah atas kredibilitas sistem pengawasan Indonesia.
Tentu, Presiden Prabowo Subianto tidak asal tunjuk ketika meminta Taruna Ikrar diangkat sebagai Kepala BPOM. Ia memilih ilmuwan yang telah berkiprah di laboratorium dunia, tapi tetap berpijak pada nilai pengabdian.
Sejak hari pertama menjabat, Prof Taruna Ikrar menegaskan satu hal: “Tugas BPOM bukan hanya mengawasi, tapi memastikan rakyat Indonesia terlindungi dan dihargai.”
Kalimat itu kini menjelma menjadi arah baru lembaga pengawas yang dulu identik dengan tindakan represif, kini bertransformasi menjadi lembaga pembimbing, pelindung, dan mitra pembangunan nasional.
Menjalankan Fungsi BPOM dengan Ketepatan dan Keberanian
Tiga fungsi utama BPOM diperkuat secara menyeluruh: Pertama, Perlindungan Konsumen: Pengawasan pre-market dan post-market diperketat lewat digitalisasi, big data, dan laboratorium modern di seluruh Indonesia.
Kedua, Penjaminan Mutu & Keamanan Produk: BPOM mempercepat sistem izin edar dengan memastikan setiap produk memiliki keamanan ilmiah yang terukur.
Ketiga, Dukungan Daya Saing Nasional: Taruna Ikrar menjadikan BPOM sebagai enabler ekspor pangan dan obat — bukan penghalang.
Transformasi itu berpuncak pada pengakuan internasional ketika US FDA mempercayakan BPOM untuk melakukan sertifikasi produk rempah Indonesia yang masuk ke pasar Amerika. Itu menjadi bukti nyata keandalan sistem nasional yang sejajar dengan negara maju.
Menurut teori birokrasi Max Weber, lembaga publik ideal harus bekerja berdasarkan rasionalitas, profesionalisme, dan sistem yang terukur. Langkah-langkah reformasi di BPOM — dari digitalisasi pengawasan hingga peningkatan integritas ASN — merupakan penerapan nyata prinsip Weberian: mengubah birokrasi dari mesin administratif menjadi instrumen pelayanan publik yang kredibel dan efisien.
Penelitian internasional tentang reformasi birokrasi (Public Sector Reforms and Their Impact on the Level of Corruption, 2021) juga menegaskan bahwa sistem publik yang transparan dapat menekan korupsi sekaligus meningkatkan efektivitas pelayanan.
Transformasi di BPOM menunjukkan arah itu: birokrasi yang bersih, adaptif, dan berorientasi pada hasil nyata.
Infografis terobosan BPOM di bawah kepemimpinan Prof Taruna Ikrar.
Digitalisasi dan UMKM: Pengawasan yang Membumi
BPOM di era Prof Taruna juga memperkenalkan sistem e-registration dan dashboard pengawasan daring agar pelaku UMKM dapat mendaftar izin pangan aman tanpa birokrasi berbelit.
Program HaloBPOM membuka kanal edukasi publik melalui media sosial, membangun kesadaran bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. “BPOM hadir bukan untuk menakut-nakuti, tapi membimbing agar rakyat terlindungi,” ujarnya.
Kini, ribuan UMKM dan usaha mandiri telah memperoleh sertifikat keamanan pangan, menjadi bagian dari rantai ekonomi yang sehat dan kredibel.
Dalam kunjungannya ke BPOM beberapa waktu lalu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amelia Adiningrat Widyasanti, memaparkan bahwa sektor industri makanan dan minuman masih menjadi penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional di luar kategori industri pengolahan nonmigas. Kontribusinya mencapai 6,94 persen. Menyusul di bawahnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional turut memberi andil signifikan sebesar 1,83 persen. Angka ini menunjukkan bahwa sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat dan kesehatan publik masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Menatap Masa Depan: Era Bioteknologi dan Tanggap Darurat
Di era Taruna Ikrar, BPOM juga memimpin arah baru regulasi bioteknologi modern.
Melalui regulasi Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) — terapi gen, sel punca, dan biotek medis — Indonesia tak lagi menjadi penonton dalam industri kesehatan masa depan.
Di sisi lain, sistem Early Warning dan Rapid Response dibangun agar setiap potensi pencemaran pangan bisa ditangani sebelum menjadi bencana. BPOM kini punya reputasi sebagai lembaga yang cepat tanggap dan terpercaya di kawasan ASEAN.
Menjulang, Membumi, Mengakar
Filosofi yang digaungkan Prof Taruna — Menjulang, Membumi, Mengakar — bukan jargon. Menjulang dalam standar global, membumi dalam pelayanan publik, dan mengakar dalam sistem kerja ASN yang berintegritas.
Di balik gaya kepemimpinan ilmiah, tersimpan kesadaran spiritual: bahwa menjaga satu sendok makanan rakyat dari bahaya adalah bagian dari menjaga kehormatan bangsa.
Kepercayaan Publik Sebagai Modal Kedaulatan
Penelitian “Enhancing Public Trust in the Food Safety Regulatory System” oleh A. Papadopoulos menegaskan bahwa lembaga pengawas pangan harus menekankan transparansi dan partisipasi publik agar dipercaya masyarakat. Langkah BPOM membuka kanal komunikasi digital dan edukasi publik adalah implementasi konkret dari prinsip itu.
Temuan serupa dari penelitian “Consumer Trust in Food Safety” menyebut bahwa governance trust — atau kepercayaan terhadap lembaga — menjadi variabel kunci dalam menurunkan persepsi risiko terhadap produk pangan.
Dengan membangun sistem pengawasan yang transparan dan ilmiah, BPOM berhasil memperkuat governance trust di tingkat nasional dan internasional. Kini, kepercayaan itu tak hanya datang dari rakyat Indonesia, tapi juga dari dunia. US-FDA menjadi saksi bahwa sistem keamanan pangan Indonesia telah mencapai level global benchmark.
Begitulah. Kepercayaan Presiden Prabowo dijawab Prof Taruna dengan kinerja nyata.
BPOM kini menjadi lembaga yang dihormati, dipercaya rakyat, dan diakui dunia.
Taruna Ikrar mengubah pengawasan menjadi pengabdian, menjadikan ilmu sebagai alat kedaulatan, dan membuktikan bahwa amanah bisa menjadi energi perubahan besar bagi negeri. (*)