Dukung Restorasi Pesisir, PT Sankyu Indonesia Tanam Ribuan Mangrove di Makassar

PT Sankyu Indonesia International bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia kembali menanam dan menyulam 5.000 bibit mangrove di Kawasan Pesisir Lantebung, Kota Makassar, (IST)
menitindonesia, MAKASSAR – PT Sankyu Indonesia International bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia kembali menanam dan menyulam 5.000 bibit mangrove di Kawasan Pesisir Lantebung, Kota Makassar, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan perusahaan dalam mendukung restorasi ekosistem pesisir serta pengendalian perubahan iklim. Dari total bibit, sebanyak 3.000 merupakan penanaman baru dan 2.000 penyulaman di area seluas 5.000 meter persegi.
Tiga jenis mangrove yang ditanam meliputi Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Avicennia officinalis. Penanaman ini juga mendukung target peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Makassar hingga 30 persen dari total luas wilayah, atau sekitar 5.273 hektar.

BACA JUGA:
Waketum Golkar Sulsel Sebut Bahlil dan Appi Punya Semangat Sama: Kerja Nyata untuk Rakyat

Kegiatan berlangsung hangat diiringi semangat kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk perwakilan PT Sankyu Indonesia International, Yayasan KEHATI, YKL Indonesia, Jaringan Ekowisata Mangrove Lantebung (Jekomala), Ikatan Keluarga Lantebung (IKAL), nelayan, dan masyarakat pesisir setempat.
Director PT Sankyu Indonesia International, Dedi Mufdi, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pengurangan emisi karbon.
“Kami berkomitmen mendukung pengurangan emisi CO₂ melalui restorasi mangrove dan pengembangan sistem logistik ramah lingkungan. Bagi kami, kegiatan ini bukan sekadar CSR, tetapi tanggung jawab global untuk masa depan yang hijau,” ujarnya.
Sankyu Indonesia, anak perusahaan Sankyu Group yang berbasis di Tokyo, Jepang, telah aktif mendukung kegiatan pelestarian lingkungan di Indonesia. Aksi di Lantebung disebut sebagai bentuk nyata rasa syukur sekaligus komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan ekosistem pesisir.
Direktur Program Yayasan KEHATI, Rony Megawanto, mengapresiasi konsistensi Sankyu dalam dua tahun terakhir terlibat di rehabilitasi mangrove Makassar.
“Mangrove di Makassar terus berkurang. Lantebung adalah salah satu kawasan yang masih bertahan. Upaya seperti ini tidak hanya menambah vegetasi, tetapi juga memulihkan fungsi ekologis sebagai pelindung alami pesisir,” ujarnya.
Rony menambahkan, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon hingga lima kali lebih besar dibandingkan hutan tropis, menjadikannya solusi penting dalam mitigasi perubahan iklim global.
Direktur Eksekutif YKL Indonesia, Nirwan Dessibali, menyebut Lantebung kini berkembang menjadi lokasi pembelajaran rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat.
“Kami tidak hanya menanam, tapi juga memantau dan merawat secara rutin. Pendekatan Ecological Mangrove Restoration (EMR) kami terapkan agar ekosistem tumbuh alami,” jelasnya.
Menurut Nirwan, kawasan tersebut kini menjadi habitat berbagai biota seperti kepiting, ikan, hingga burung migran.
Indonesia sendiri memiliki sekitar 3,44 juta hektar mangrove, atau 23 persen dari total mangrove dunia. Namun, setiap tahun berpotensi kehilangan hingga 19 ribu hektar.
Melalui kolaborasi berbagai pihak, kegiatan seperti di Lantebung diharapkan dapat memperkuat ketahanan pesisir, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjadi contoh aksi nyata mitigasi iklim berbasis alam.