Irma Suryani - Pengusaha daroi kalangan emak-emak. (foto: doc mukti)
Setiap pesta demokrasi, komunitas emak-emak tak pernah mau ketinggalan, turut mendukung kandidat dan suka berceloteh politik. Selera pemimpin pun yang didukungnya, suka yang penampilannya keren dan cepat akrab (sombere). Irma Suryani, mewakili emak-emak dari kalangan pengusaha. Ia mau walikota ke depan keren dan sombere’.
menitindonesia.com, MAKASSAR – Tidak sampai tiga bulan, Pilwalkot Makassar 2020 akan digelar. Tentunya masyarakat menginginkan figur terbaik memimpin ibu kota provinsi Sulsel ini. Berharap bisa mengulang masa kejayaan Makassar yang pernah dicapai di masa Walikota Mohammad Daeng Patompo atau di masa Ilham Arief Sirajuddin (IAS) memimpin Makassar.
Salah satu kalangan yang paling berpengaruh dalam kontestasi politik mendatang adalah kaum perempuan, khususnya emak-emak. Kalangan ini bukan sekadar ingin diwakili oleh figur perempuan. Jauh lebih penting program pro-rakyat dan pro-perempuan. Walikota yang mampu membangun Makassar dengan sentuhan hati.
Emak-emak pengusaha, Irma Suriani, menyebut Makassar pernah punya walikota yang membangun daerah dengan sentuhan hati dan pembangunannya nyata. Masa kejayaan Makassar itu terjadi di era IAS selama 10 tahun. Sejumlah landmark Makassar dibangun di zaman IAS, dimana pertumbuhan ekonomi daerah melampaui China dan Jepang.
“Pada umumnya kaum perempuan menginginkan sosok pemimpin atau wali kota dengan sentuhan hati. Ya itu pernah terjadi di era IAS selama dua periode, dimana beliau mampu membangun Makassar secara nyata, bukan sekadar mengecat lorong-lorong dan menjadi bengkalai tanpa jejak,” ucap Irma, Senin (21/9/2020).
Menurut Irma, sudah saatnya Makassar dipimpin kembali oleh wali kota sombere’. Sejauh ini, karakter asli sombere’ hanya dimiliki oleh pasangan calon Syamsu Rizal-Fadli Ananda alias Dilan yang memang dimentori oleh IAS. Kepemimpinan IAS yang santun dan mampu mengakselerasi pembangunan Makassar diyakini dapat diulang oleh Dilan.
Tak bisa dipungkiri, pasangan doktor dan dokter inilah yang kini mampu menjadi representasi seluruh elemen masyarakat. Kehadiran mereka pun disenangi publik, dimana pasangan calon ini tidak memiliki musuh dan dosa politik.
“Kami perempuan sangat menginginkan sentuhan wali kota yang mampu memimpin semua lapisan masyarakat dan menata pemerintahan dengan hati. Sosok pemimpin yang asli sombere’. Kepemimpinan ala IAS itu sejauh ini hanya melekat dan paling mendekati ya Dilan,” ujar dia.
“Saya sebatas menyampaikan pendapat, saya hanya sosok perempuan nggak tahu politik tapi suka mengamati perilaku dan kepemimpinan setiap wali kota dan calon wali kota kita di Makassar,” tutup Irma. (mkt-release)