Bawaslu Maros Pastikan Kasus Cenrana Bukan OTT, Barbuknya Masih dikaji

Salah Grebek – Bawaslu tak mengenal istilah OTT. Yang ada hanya temuan dan laporan. Penggerebakan oknum terhadap kendaraan Timses Hati Kita Keren,  hanya menemukan masker dan amplop untuk operasional Tim. “Mereka salah, yang kami bawa masker dan operasional tim, tak ada sembako,” kata Denni.
menitindonesia, MAROS – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maros, Sufirman memastikan jika kasus yang terjadi di desa Baji Pamai, Kecamatan Cenrana bukanlah sebuah Operasi Tangkap Tangan (OTT) seperti yang diberitakan oleh salah satu media daring.
Menurut Sufirman, istilah OTT tidak dikenal di Bawaslu, melainkan hanya ada temuan dan laporan. Untuk kasus di Cenrana sendiri, kata dia, murni sebagai temuan sekaligus laporan.
“Istilah OTT tidak dikenal di Bawaslu yang ada hanya temuan dan laporan, tadi itu adalah temuan sekaligus ada yang melapor,” sebut Sufirman saat dihubungi, Senin (07/12/2020).
Terkait adanya temuan Barang Bukti (Barbuk) berupa amplop yang berisi sejumlah uang dan diduga akan disebarkan ke calon pemilih sebagai imbalan, Sufirman menegaskan, jika hal itu masih membutuhkan klarifikasi atau keterangan dari semua pihak untuk memastikannya.
“Dibutuhkan klarifikasi atau keterangan semua pihak ini baru bisa dipastikan,” singkatnya.
Sebelumnya, segelintir orang yang diduga Paslon nomor 3, Maros Unggul ‘menggerebek’ mobil yang awalnya mereka duga membawa sembako dan uang politik di desa Baji Pamai, Kecamatan Cenrana.
Hanya saja mereka harus kecele karena yang mereka temui hanya ada masker dan uang yang akan diberikan untuk operasional tim.
“Kami juga kaget karena berita dan videonya itu seolah-olah kami ditahan karena bawa sembako dan uang untuk serangan fajar. Padahal itu semua tidak benar. Yang ada kami bawa masker sama uang operasional tim kami,” kata LO Paslon nomor 2, Maros Keren, Denni Santoso.
Denni yang juga muncul dalam rekaman video itu pun menjelaskan kronologis kejadian yang menimpanya itu. Ia menuturkan, sesaat sebelum kejadian itu, ia bersama dua orang rekannya berada di dalam rumah milik seorang koordinator Kecamatan.
“Jadi kami waktu itu di rumah Korcam kami untuk mengantarkan Masker dan juga uang operasional untuknya dan juga Kordes dan Koordinator TPS. Kami tidak kemana-mana, tujuannya memang hanya di rumah itu saja,” terangnya.
Tiba-tiba, kata dia, sejumlah warga datang bersama Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan meminta agar mobil yang kami tumpangi itu dibuka dan diperiksa. Alhasil, yang mereka temukan hanya ada sejumlah karung yang berisi masker dan sejumlah amplop.
“Nah ini masker kita mau bagikan untuk tim kami yang ada di lapangan. Terus yang amplop berisikan uang juga itu untuk operasional mereka juga dan kami ada buktinya juga kami serahkan uang itu dengan tanda tangan dan serah terima yang jelas,” pungkasnya. (Nunu)