menitindonesia, JAKARTA – Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) memperingatkan pemerintah, Indonesia berpotensi menjadi negara gagal apabila salah dalam penanganan Covid 19.
“Apa yang disampaikan Ibas itu hal yang wajar dan cerdas. Ibas mengingatkan Indonesia berpotensi menjadi negara gagal apabila penanganan Covid-19 tidak dioptimalkan. Karena memang faktanya, pemerintah sangat kewalahan dalam menangani pandemi,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin kepada wartawan, Sabtu (10/7/2021)
Ujang menuturkan, pemerintah saat ini sedang mengalami kerepotan-kerepotan dalam mengurus pandemi. Ketirikan yang disampaikan Ibas, tidak semata kritik, tetapi ada solusi yang cerdas yang ditawarkan kepada pemerintah
“Kritik yang disampaikan Ibas sangat cerdas dan sangat wajar. Namun, ini pasti membuat partai koalisi pemerintah akan iri, karena kritikan Ibas berdampak elektoral. Partai oposisi dan koalisi itu bagai bejana berbeda. Kalau yang satu akan naik elektabilitasnya, maka yang lain akan turun,” kata Ujang.
Ujang menambahkan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf sangat mengkhawatirkan perolehan suaranya menurun pada Pemilu 2024. Dikatakan, partai koalisi sejatinya memahami negara ini sedang tidak baik-baik saja. Lalu bagaimana rakyat merespons dinamika yang terjadi?
“Kalau rakyat sekarang melihatnya sangat jernih saja. Objektif saja. Masyarakat sedang sulit, sedang susah. Siapa yang bela kepentingan rakyat, pasti akan didukung. Kebetulan hari ini Partai Demokrat yang serius memperjuangkan harapan rakyat. Tidak aneh dalam survei-survei suara Demokrat naik,” ucap Ujang.
Seperti diketahui, Ibas tidak menginginkan Indonesia disebut menjadi negara gagal. Ibas menyoroti meningkatnya kasus positif Covid-19, termasuk angka kematian yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
“Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” kata Ibas.
Menurut Ibas, kelangkaan tabung oksigen yang terjadi juga menunjukkan lemahnya antisipasi dari pemerintah. “Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain tapi, saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ucap Ibas. (roma)