Atasi Covid-19 di Sulsel, Dekan FKM Unhas Sarankan Plt Gubernur Perhatikan Orang Sehat dan Libatkan Ahli Epidemiologi

Dekan FKM Unhas, Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes., M.Med.Ed. (foto: ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, Aminuddin Syam, menyarankan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dalam menangani pandemi Covid-19 di Sulawesi Selatan, agar mau memanfaatkan tenaga dan ahli epidemiologi yang ada di perguruan tinggi.
“Pak Plt Gubernur sebaiknya mau memanfaatkan tenaga epidemiolog dari perguruan tinggi, bisa dari UMI, UIN atau kalau perlu dari UI, yang penting ada unsur epidemiolog karena ini suasana pandemi,” kata Aminuddin Syam kepada menitindonesia.com, Jumat (16/7/2021).
Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Unhas (SMUH) era tahun 1990-an ini, meminta agar pemerintah memberikan perhatian kepada orang sehat, karena proporsi orang sehat sekitar 85% sedangkan yang kurang sehat sekitar 15%.
“Pemprov Sulsel memiliki rumah sakit hanya 6 buah, sementara tenaga TGUPP-nya ada 3 orang. Apakah Pemprov lebih mengutamakan orang sakit sehingga harus tiga orang yang mengurus rumah sakit? Sementara epidemiolog sama sekali tidak ada,” ujar Aminuddin Syam.
Ia menuturkan, dalam masa pandemi ini, orang sehat harus dijaga supaya mereka tidak sakit, mengingat adanya keterbatasan fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah.
“Pak Gub NA tahun lalu berkunjung ke FKM, berdiskusi dengan seluruh pakar epidemiologi FKM. Alhamdulillah Covid-19 relatif bisa terkendali dibandingkan dengan tahun ini. Tahun lalu kasus positif tidak pernah sampai 500-an seperti sekarang,” ucapnya.
Lebih lanjut Aminuddin Syam mengatakan, kasus positif di Sulsel boleh jadi hanya fenomena gunung es, hanya karena sedikit yang diperiksa sehingga kelihatan sedikit yang positif. “Tidak seperti Jakarta yang pemeriksaannya sangat massif yang diikuti oleh vaksinasi juga secara massif,” terangnya.
Dalam kondisi pandemi dan adanya fenomenan penambahan kasus, kata dia, pihak FKM Unhas sangat terbuka membantu masyarakat dan pemerintah Provinsi, termasuk kabupaten dan kota jika diminta dan dibutuhkan.
“Kami bahkan bisa menyiapkan beberapa epidemiolog dari FKM untuk membantu pemerintah provinsi, kabupaten dan kota merancang program untuk mencegah peningkatan kasus positif yang setiap harinya bertambah,” ujarnya.
Diketahui, pada bulan Juni 2021, Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang masuk kategori teraman dari penyebaran covid-19. Data tersebut berdasarkan Assesmen Situasi Epidemiologi Pandemi Covid 19 Tingkat Provinsi.
Selain Sulsel, 8 provinsi lainnya juga masuk zona hijau penyebaran Covid-19. Kedelapan Provinsi tersebut antara lain Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Gorontalo.
Namun, terjadinya peningkatan kasus di bulan Juli ini hingga mencapai 593 kasus harian pada 15 Juli 2021, kemarin, menurut Aminuddin Syam, dikhawatirkan terus mengalami penambahan sehingga kembali berada pada zona merah.
“Untuk mengatasi masalah pandemi ini dibutuhkan kolaborasi, baik sesama pemerintah, pemerintah dengan masyarakat serta masyarakat dengan masyarakat. Perlu gerakan menghalau di hulu yang dilakukan oleh orang kesehatan masyarakat dan membendung di hilir yang diperankan oleh teman kedokteran, keperawatan dan farmasi,” pungkas Aminuddin Syam. (roma)