Solar Subsidi Langka di Sulsel, Selle KS Dalle Curiga Ada Mafia BBM Yang Jual ke Industri, Minta Kapolda Usut

Ketua Komisi A DPRD Sulsel, Selle KS Dalle. (Foto: ist)

menitindonesia, MAKASSAR – Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar Subsidi langka di SPBU, sehingga sejumlah kendaraan truk terpaksa menginap di SPBU untuk menunggu suplai dari Pertamina, mulai di SPBU Sudiang Makassar hingga di SPBU Ballu-Ballu di Maros.
Salah seorang sopir truk yang repot membeli solar, bernama La Ungku, mengeluhkan kelangkaan Solar ini. Ia mengatakan, Solar subsidi  sering tiba-tiba langka, karena kuota yang harus diberikan ke SPBU di salah satu daerah tidak sampai. Sehingga, ujar La Ungku, sopir terpaksa harus menunggu lama dan menginap di SPBU untuk menunggu suplay solar dari Pertamina.
Kelangkaan Solar ini juga menjadi sorotan Ketua Komisi A DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Selle KS Dalle, yang mengatakan kelangkaan Solar subsidi terjadi disebabkan adanya mafia BBM yang sengaja menjual BBM bersubsidi ke industri.
“Jatah BBM subsidi yang dijual dengan harga Rp5150/liter sengaja dibelokkan untuk dijual ke industri yang harga nasionalnya Rp11750. Jadi solar subsidi ini dijual ke industri seharga Rp8.000/liternya. Jadi industri untung, ketimbang membeli solar dexlite seharga Rp11.750,” kata Selle saat dikonfirmasi, Sabtu (16/10/2021).
Selle meminta pihak pertamina jangan pura-pura tidak mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan solar yang sangat meresahkan masyarakat. Karena, kata dia, kelangkaan ini adanya permainan yang dilakukan pihak industri dan suplayer, yang mengalihkan kuota subsidi ke industri.
“Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam, harus turun tangan mengusut permainan mafia minyak ini dan sekaligus mengawasi secara ketat adanya oknum-oknum baik di Pertamina maupun pihak lain yang sengaja membelokkan Solar subsidi ke Industri,” ujarnya.
Lebih lanjut Selle mengatakan, sepengetahuan dirinya, ketersediaan solar bersubsidi, baik di terminal BBM nmaupun ke SPBU selalu mencukupi sesuai kebutuhan konsumen. Jika terjadi kelangkaan, kata dia, jelas ada pengalihan pemanfaatannya ke wilayah industri.
“Pihak pertamina juga pura-pura tidak tahu permainan ini. Setiap rekanannya atau suplaiyernya yang mengalihkan BBM bersubsidi ke industri harus diblokir atau dilaporkan ke polisi. Jangan terkesan membiarkan, sebab ini sangat mengganggu ketentraman warga masyarakat,” tandas legislator dari Fraksi Partai Demokrat itu. (roma)