Andi Ina Kartika Sari, Perempuan Tangguh di Panggung Politik Sulsel

Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Pemilu tahun 2019, menjadi momentum politisi perempuan bangkit. Tak hanya bagi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang sekejap melesat masuk dalam kabinet Indonesia Maju II menduduki jabatan Menteri Sosial di masa pandemi. Juga tak hanya bagi Khofifah Indar Parawangsa, Gubernur Jawa Timur yang sederhana itu. Atau Puan Maharani, putri mahkota Megawati Soekarnoputri, pemegang “rincik politik” PDI Perjuangan yang kini menjabat Ketua DPR RI.
Di wilayah bagian timur Indonesia, juga hadir politisi perempuan, tertatih-tatih, menjadi punggawa di Gedung Legislatif, sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika Sari, politikus Partai Golongan Karya (Golkar).
Takdir Tuhan dan konstitusi negara, mengharuskan Andi Ina memimpin DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Ia harus memanaje kepentingan politik para politikus di Gedung Wakil Rakyat Sulsel, yang datang dari berbagai latar belakang, berbagai partai dan berbagai kepentingan politik: ada yang lurus, juga ada yang ‘bengkok-bengkok’.
Andi Ina pun menjalani takdirnya tanpa beking politik. Ia berserah diri kepada Tuhan, yang dia yakini telah meniupkan ruh ke dalam dirinya. Ia percaya, bahwa di dalam dirinya berhembus ruh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Juga berhembus kekuatan dari Yang Maha Kuat dan sekaligus Maha Bijaksana. Andi Ina percaya, Tuhan yang menciptakannya tak akan mencelakainya. Pula, ia mengakui, Tuhan telah menitipkan kesabaran ke dalam ruhnya.
“Jika Allah ingin mengangkat derajat seseorang, maka terlebih dahulu Allah menguji kesabaran hambaNya. Jadi sabar itu, sesunggugnya adalah kekuatan untuk meraih pertolongan Tuhan,” kata Andi Ina Kartika Sari saat bincang-bincang santai di rumah jabatannya yang asri, di Jalan Dr Ratulangi, Makassar, Jumat (28/1/2022), malam.
Dia menuturkan, semenjak memasuki belantara perpolitikan–yang dilakoninya selama lebih satu dasawarsa–itu, tak pernah terbersit dalam pikirannya bakal menjadi orang nomor satu dari 85 Legislator Provinsi Sulsel. Tapi, Periode Pemilu 2019, hingga saat ini, namanya tertulis di kitab lauh mahfuz: Andi Ina, Ketua DPRD Sulsel–yang tak ada satupun kekuatan selain Allah yang mampu menghapusnya.
“Ini jalan Tuhan. Kalau Dia yang berkehendak, maka jadilah kehendak itu. Saya harus menjadi Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Amanah ini harus saya kerjakan dengan baik, memberi manfaat dan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat,” ucapnya.
Meski memiliki karier politik yang cemerlang, politikus perempuan kelahiran 7 Mei 1975 ini, menyadari jika dia harus melalui berbagai tantangan dan rintangan di depannya. Ia memahami, bahwa masa kejayaan pasti dipergilirkan. Politisi, kata dia, ada masa dia bersinar, juga ada masa dia akan redup, seperti matahari, akan terbenam (sunset).
“Di saat karier kita bersinar, kita harus memberi banyak manfaat, bukan melahirkan banyak musuh. Saat kita berkuasa, kita harus mengabdi berlandaskan niat baik untuk kesejahteraan masyarakat. Dari niat baik inilah, Tuhan akan membukakan kita jalan,” ucap Andi Ina.
Selama menjadi Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina pun menyadari, jika kursi ketua DPRD yang didudukinya itu merupakan incaran banyak politisi. Dan, bagi dia itu adalah hal yang logis dan wajar.
“Yah, setiap orang punya hak bercita-cita untuk mencapai pengaruh yang lebih luas. Politisi harus punya strategi agar pengaruhnya semakin meluas. Pemimpin kan harus punya pengaruh, bukan dipengaruhi,” ujarnya.
Sebelum terjun ke politik, Andi Ina Kartika Sari mengenal politik, langsung dari ibunya, Andi Tja Tjambolan, yang juga dikenal sebagai politisi yang berpengaruh di Sulsel, pada masa Orde Baru, ibundanya, pernah menjabat Anggota DPRD Sulsel tiga periode.
“Saya masuk politik karena terdorong dengan ibu saya. Waktu itu saya diperkenalkan sebagai putrinya kepada sejawatnya di Golkar, salah satunya Pak Rum, yang pernah menjadi Ketua DPRD Sulsel, sebelumnya,” kenang politisi berlkatar belakang notaris ini.
Di situlah Andi Ina mulai bergaul dengan politisi yang juga sejawat ibunya di Golkar. Pada Pemilu 2009-2014, Andi Ina lolos ke DPRD Provinsi, hingga kini, tiga periode pemilu, ia menerima amanah.
“Saya dulu berprofesi sebagai notaris, berkantor di Jalan Pelita Raya Tengah, Blok A3 No 7. Dulu, sebagai notaris, pun saya sudah mulai dikenal di Sulsel. Kantor notaris saya sudah kerjasama dengan tujuh bank, baik BUMN maupun swasta. Kalau dari segi materi sih, lumayan juga,” ungkapnya.
Meskipun berpenghasilan lumayan sebagai notaris, bagi Andi Ina, soalnya bukan pada penghasilan. Ia ingin membantu masyarakat dan meneruskan semangat ibunya untuk mewarnai kebijakan agar lebih memihak kepada masyarakat, terutama terhadap konstituennya.
Ke depan, Andi Ina mengaku sudah memutuskan, akan terus berpolitik dengan membawa niat baik untuk masyarakat, sekaligus meneruskan menjaga nama baik ibunya sebagai politisi yang berpengaruh di zamannya. Pilihannya, ungkap Andi Ina, dirinya akan kembali berjuang pada Pemilu 2024 nanti: untuk periode ke empat di DPRD Provinsi dari Dapil VI (Kabupaten Maros, Pangkep, Barru dan Parepare).
“Semoga Allah meridhoi perjuangan saya nanti,” pungkas ibu dua anak dari suami tercinta Muhammad Yulianto Badwi itu. (roma)