Gubernur Kalsel Sebut Kebijakan Andi Amran Sulaiman Saat Jadi Mentan, Buat Ketahanan Pangan Indonesia Jadi Kokoh

Presiden Jokowi bersama Andi Amran Sulaiman. (Foto: Ist)

menitindonesia, BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, mengungkapkan, bahwa pertanian di wilayahnya berkembang pesat di era Menteri Pertanian RI dijabat oleh Andi Amran Sulaiman periode 2014-2019 hingga saat ini.
Melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemrov Kalsel, Faried Fakmansyah, pada acara di acara Webinar yang diselenggarakan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Mahasiswa Makassar Indonesia (Ilummi), menyebutkan, Andi Amran Sulaiman meletakkan berbagai kebijakan fundamental yang mendorong Kalsel sebagai wilayah lumbung pangan nusantara.
“Obesesi Andi Amran Sulaiman saat menjabat Mentan, ingin mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, sehingga cetak banyak sawah dan mendorong sebanyak-banyaknya bantuan alat mekanisasi pertanian, melibatkan generasi muda dalam gerakan pemuda tani (Gempita),” kata Faried Fakmansyah, dikutip, Minggu (17/7/2022).
Dia menambahkan, lahan tidur seluas 34,1 juta hadi seluruh Indonesia, berhasil dibangun kembali untuk menjadi lahan produktif yang menghasilkan potensi pertanian.
“Lahan tidur yang diaktifkan jadi lahan produktif, tersebar di berbagai provinsi, termasuk di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Jambi dan Lampung. Sekarang, hasilnya terasa, sudah bisa mengekspor hasil-hasil pertanian,” ujar Faried.
Pengaktifan lahan tidur tersebut, menurutnya, mengantarkan Indonesia mencapai swasembada pangan pada tahun 2019.
“Dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 267 juta jiwa, membutuhkan konsumsi beras secara nasional sebesar 32,4 juta ton per tahun. Pemerintah berhasil memproduksi beras nasional 34.9 juta ton dan tidak ada lagi impor selama tahun 2019,” ungkap Faried.
Kebijakan percetakan sawah dan pengaktifan lahan tidur, kata dia, membuat ketahanan pangan Indonesia kokoh, sehingga tak goyah ketika diterpa krisis. “Itu yang bikin kuat pangan kita, meskipun terjadi krisis di saat pandemi,” pungkasnya. (andi esse)