Ini Saran Ahmad Mabbarani Kepada Airlangga Hartarto, Kalau Mau Besarkan Golkar di Sulsel, Damaikan Dulu NH dengan TP

IIlustrasi foto NH dan TP saat keduanya masih akrab. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Tajamnya perseteruan antara mantan Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel HAM Nurdin Halid (NH) dan Ketua DPD Golkar Sulsel, Taufan Pawe, mendapat tanggapan dari pegiat antikorupsi, Ahmad Mabbarani.
Menurut Ketua Forum Anti KongKalikong (FAKK) itu, konflik internal antara simpatisan NH dan loyalis Taufan di Golkar Sulsel sudah mulai tidak sehat, sebab sudah bergeser dari adu argumentasi ke arah adu jotos, yang nyaris terjadi di kantor Golkar Sulsel, Jalan Ammanagappa 1, Makassar, beberapa hari lalu.
“Jika adu jotos antara simpatisan NH dengan loyalis Taufan Pawe terjadi, itu menjadi contoh buruk terhadap tokoh Sulsel. Karena, NH itu tokoh nasional, tetapi justru di kampungnya pendukungnya berantem dengan politisi amatiran,” kata Ahmad Mabbarani melalui keterangannya, Sabtu (23/7/2022).
Dia juga menyampaikan saran kepada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, agar segera turun tangan meredam konflik antara simpatisan Nurdin Halid dengan loyalis Taufan Pawe di Partai Golkar Sulsel.
“Penyelesaian masalah di Golkar Sulsel sederhana saja. NH dan Taufan didamaikan. Kalau konflik antara NH dan Taufan ini terus dipelihara, ini memastikan Golkar akan ciut dan terpuruk, sebaliknya jika keduanya didamaikan, bisa menjadi pelecut Golkar jaya lagi,” ujar Ahmad Mabbarani.
Menurutnya, kebiasaan adu jotos antara kader di partai politik, merupakan ciri prilaku politisi amatiran yang lebih mengandalkan otot ketimbang otak. Politikus yang sedikit-sedikit mau adu jotos, kata dia, adalah politisi yang bernilai rendah, minus kepribadian.
“Bukan lagi zamannya orang berpolitik gaya preman, semakin banyak musuh semakin disukai Pak Ketuanya. Sekarang beda, harus perluas jaringan, perbanyak teman, kolaborasi dan saling support. Kalau mau saling sikut, gabung organisasi begal saja,” terangnya.
Ahmad Mabbarani juga menyarankan kepada Taufan Pawe, agar melakukan rekonsiliasi dengan tokoh-tokoh Golkar, misalnya dengan Nurdin Halid, Amin Syam dan Muhammad Rum. “Jangan terkesan memusuhi tokoh-tokoh pendahulu, karena Pak TP kan punya agenda ke depan, bisa jadi Cagub atau Wagub, paling tidak minimal mendorong keluarga atau loyalisnya di Pileg nanti,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kematangan seorang pemimpin yakni bisa dilihat dari caranya menyelesaikan konflik dan kemampuannya mengendalikan emosionalnya. “Kalau pemimpinnya hanya terus menambah musuhnya, jangankan jadi pemimpin, jadi manusia saja sudah gagal,” ucapnya.
Diketahui, konflik antara Nurdin Halid dan Taufan Pawe dipicu oleh adanya mosi tidak percaya yang ditenteng adik NH, Andi Kadir Halid ke Kantor Golkar Sulsel.
Mosi ini ditantang oleh Rahman Pina dan Nasran Mone, loyalis Taufan Pawe, karena saat ini kepengurusan Taufan Pawe sedang bekerjakeras mendorong elektabilitasnya dan sedang menyiapkan strategi Partai Golkar menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
Sejumlah massa pun turut ramai-ramai di Kantor Golkar Sulsel. Mereka terbelah menjadi dua kubu: kubu tidak percaya TP dan kubu loyalis TP. Masing-masing kubu, berteriak-teriak, sebahagian menonjolkan otot dan saling dorong-mendorong.
Perseteruan antara NH dan TP makin meruncing. Tanpa tedeng aling-aling, TP menuding NH sebagai otak mosi tidak percaya itu. Padahal, NH merasa tidak punya urusan lagi dengan TP sejak menggantikannya.
“NH tidak pernah memikirkan bagaimana mengganggu Pak TP, justru NH sibuk dalam percaturan politik nasional menghadapi Pilpres nanti,” ujar salah seorang Legislator Sulsel yang juga simpatisan NH di Golkar. Dia meminta namanya tak disebutkan.
Dia juga menyampaikan, jika konflik antara NH dan TP tak bisa diredam, diapstikan akan berdampak buruk bagi Golkar Sulsel di Pemilu nanti. Bahkan, Anggota Legislator Sulsel ini menuturkan, di internal Golkar sendiri, sudah mulai ada ketidaknyamanan, karena setiap kader yang bertemu NH dicurigai sebagai pendukung NH dan langsung dibully.
“Ini yang tidak sehat, tapi tolong jangan nama saya dikutip, nanti saya dikucilkan atau dianggap musuh, meskipun saya tetap loyal pada ketua sekarang, tapi kalau bicara membela NH atau ketahuan ketemu NH, kita dimusuhi orang di DPD,” ujarnya. (roma)