Kader Demokrat Sulsel Mau Anies-AHY, Ilyas A Musa: Kalau Tidak Jadi, Bubar Saja!

Anggota Dewan Kehormatan Demokrat Sulsel, Ilyas A Musa. (Foto: Ist)

menitindonesia, MAKASSAR – Kader senior Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan, Ilyas A Musa, menyampaikan harapannya kepada elit Partai Demokrat di Jakarta agar tidak kendor memperjuangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk gelanggang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024, mendatang.
Mengingat parlemen threshold yang harus mencapai kursi minimal 20 persen untuk mengusung Capres, kata Ilyas, posisi Demokrat masih harus berkoalisi dengan parpol lainnya, termasuk menjajaki koalisi dengan Partai NasDem yang sudah lebih awal mengusung Anies Baswedan sebagai Capresnya.
“Kader Demokrat tidak mempermasalahkan kalau harus mengusung Anies dengan berkoalisi NasDem dan PKS. Yang menjadi soal, apakah Anies dan koalisi partai (NasDem dan PKS) setuju menerima Ketum AHY sebagai calon Wakil Presiden, pasangan Anies?” kata Ilyas A Musa.
Hingga saat ini, ujar dia, bakal calon koalisi pengusung Anies pun belum menyalakan titik terang siapa yang bakal menjadi calon wakil presiden yang disepakati mendampingi Anies jika membentuk koalisi.
Menurut Ilyas A Musa, suara kader Demokrat yang menginginkan Anies-AHY menjadi pasangan Capres dan Cawapres harus dipertimbangkan dan dikalkulasi secara politik, karena kader Demokrat, kata dia, punya pengalaman memenangkan Pilpres saat mengusung kadernya, 2004 dan 2009.
“Apalagi kalau diukur pakai survei, pasangan Anies-AHY ini muncul dari alam bawah sadar rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan,” katanya.
Kalau koalisi NasDem, Demokrat dan PKS ingin memenangkan Pilpres, kata Ilyas, maka selain menawarkan gagasan perubahan, juga harus menawarkan formasi kepemimpinan nasional yang ideal seperti yang terekam dari hasil survei lembaga-lembaga survei.
“Kan sudah jelas dan terang benderang, untuk posisi wakil Anies, AHY yang menempati urutan tertinggi versi rakyat. Artinya kalau rakyat inginkan AHY jadi Wapresnya Anies, berarti itu yang akan dipilih nanti, kalau bertentangan hasil survei, berarti koalisi ini bukan cari kemenangan,” katanya.
Anggota Dewan Kehormatan Demokrat Sulsel ini, menyarankan kepada Majelis Tinggi Partai Demokrat, jika AHY dicancel dari pencalonan Wapres oleh koalisi, Demokrat harus mengambil sikap meninggalkan koalisi dan membangun poros baru.
“Kalau bukan AHY Cawapres, yah bubar saja. Kita bisa kembali sama Prabowo atau sama Ganjar. Kan AHY ada modal, selain modal partai juga punya modal elektabilitas tertinggi untuk posisi wakil presiden,” ujar Ilyas. (roma)