menitindonesia, MAKASSAR – Direktur Eksekutif Pusat Informasi Lingkungan Hidup (PILHI), Syamsir Anchi, mengomentari elektabilitas Partai Demokrat yang naik menjadi 14 persen berdasarkan survei Litbang Kompas yang dilakukan pada awal bulan Oktober 2022.
Dengan torehan 14 persen itu, kata Syamsir, Demokrat berada pada urutan ketiga setelah PDI Perjuangan (21,1 persen) dan Gerindra (16,2 persen).
Menurutnya, dari potret survei tersebut, Demokrat bisa memberi efek elektoral kepada capres usungannya.
“Kalau Anies pasangan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) di Pilpres 2024, sulit dibendung, Anies-AHY akan menang, ini feeling saya,” kata Syamsir Anchi saat ditemui di Pintu 0 Kampus Unhas, Tamalanrea, Makassar, Rabu (26/10/2022).
Sebaliknya, jika dipasangkan dengan Khofifah, ujar dia, Anies dipastikan akan tergerus dan semakin menjauhi peluang memenangkan Pilpres. Alasannya, menurut Anchi, Khofifah tidak serta merta menarik suara Jawa Timur dan suara NU serta tidak memiliki infrastruktur tim, terutama di luar Jawa Timur.
“Ini Pilpres, bukan Pilkada, sentuhannya beda, cara menangnya juga beda. Kenapa AHY kuat kalau dia wakil, karena AHY memiliki infrastruktur politik sampai ke tingkat desa dan kelurahan,” ujarnya.
Sebagai ketua umum Partai Demokrat, lanjut Anchi, AHY memiliki struktur partai sampai ke bawah, dari Aceh sampai Papua.
Potensi AHY membawa kemenangan pada Anies sangat besar, selain AHY memiliki modal elektoral dan partai yang masuk tiga besar berdasarkan riset Litbang Kompas, menurut dia, masyaraklat juga percaya Partai Demokrat bisa membawa perubahan.
Namun, Anchi memprediksi, tidak mudah bagi Anies untuk memutuskan AHY sebagai wakilnya, sebab partai koalisinya NasDem dan PKS, tentu akan berat jika harus menerima AHY sebaga Cawapres. NasDem maupun PKS, kata dia, lebih mementingkan pertaruhannya untuk lolos dari parlemen threshold.
Selain itu, aktivis 98 ini juga menyebut, kalau NasDem dan PKS ingin meningkatkan derajatnya menjadi partai penguasa jika Anies jadi Presiden. Karena, selama era reformasi, kata Anchi, hanya dua partai yang pernah jadi partai penguasa, yakni Partai Demokrat dan PDI Perjuangan.
“Di luar itu kan hanya jadi pendukung atau pengusung. Nah di sini, pertaruhannya NasDem dan PKS, tentu mau juga rasakan jadi partai penguasa kalau Anies menang Pilpres, kan terganggu kalau Demokrat dengan AHY yang jadi Wapres,” terangnya. (roma)