Bandara Sultan Hasanuddin Over Load, Ketua DPRD Maros: Tidak Ada Alasan Proyek Pelebaran Harus Selesai

Foto: Ketua DPRD Maros, HA Patarai Amir. (ist)

menitindonesia, MAROS – Ketua DPRD Kabupaten Maros H.A Patarai Amir, S.E., menyoroti proyek pembangunan pelebaran Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga saat ini terkesan “jalan di tempat”.
Menurut Patarai Amir, proyek pelebaran bandara ini mulai dikerjakan pada tahun 2019, mestinya sudah bisa dimanfaatkan. Sesuai dengan perencanaan awalnya, kata dia, proyek ini harus selesai pada tahun 2021.
BACA JUGA:
Tingkatkan Kualitas Produk, Puluhan UMKM Binaan Dekranasda Sulsel Ikuti Bimtek
“Karena alasan ada pandemi covid-19, pelaksanaan proyek terpaksa ditunda. Tapi kan pandemi sudah selesai, mestinya progresnya ada kemajuan, sudah bisa dimanfaatkan. Ini justru terkesan terbengkalai,” kata Patarai Amir saat dikonfirmasi media ini, Kamis (31/8/2023).
BACA JUGA:
Capai ODF, Dinas PU Makassar Puji Kerja-kerja Kelurahan Paropo
Politikus Partai Golangan Karya (Golkar) itu menyayangkan jika penundaan pengerjaan proyek strategis nasional ini, disebabkan karena tidak tersedianya anggaran. Kalau soal anggaran, kata Patarai, tidak ada alasan untuk menunda proyek tersebut, karena ini proyek strategis nasional (PSN). “Ini akses pintu masuk Indonesia bagian timur, PSN, harus segera selesai, tidak ada alasan lagi untuk menunda,” katanya.
Dia menyarankan Manajer PT Angkasa Pura I Hasanuddin, Ir Wahyudi, sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap proyek tersebut, mestinya Wahyudi melakukan upaya ke pusat agar proyek tersebut tidak mangkrak. Sementara, kata Patarai, pembangunan bandara lain, sudah rampung, kecuali bandara di Maros ini.
IMG 20230831 WA0005 1 e1693471873557
Foto: Suasana padat pada antrian penumpang maskapai penerbangan. Sebelum terbang, butuh waktu dua jam untuk urusan check in karena lamanya antrian. (ist)

Kontraktor Tidak Sanggup Selesaikan

Kondisi Bandara Sultan Hasanuddin ini, lanjut Legislator Maros tiga periode itu, sudah mulai over load sehingga harus diperbesar. Bahkan, Patarai meragukan pihak kontraktor pelaksana proyek, PT Wijaya Karya (WIKA), mampu menyelesaikan pekerjaannya. “Pembangunannya tidak boleh mangkrak, apapun alasannya, kalau kontraktornya tidak sanggup, putus saja kontraknya, banyak yang lain mampu,” jelas Patarai.
Sebelumnya, proyek pembangunan pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin sempat ditunda karena adanya pandemi Covid-19 dan alasan minimnya anggaran. Semula, proyek ini dianggarkan sebesar Rp2,6 triliun dan ditargetkan selesai pada Oktober 2021.
Mengenai sorotan Patarai Amir tersebut, media ini masih menunggu konfirmasi Pimpinan PT Angkasa Pura I Hasanuddin, melalui Kepala Humasnya, Taufan Yudistira. “Kami sudah sampaikan ke pimpinan, mohon ditunggu,” kata dia. (AE)