Pengamat: Kalau Mau Pilkada Maros 2024 Enteng, Chaidir-Suhartina Lanjutkan Dua Periode

FOTO: AS Chaidir Syam dan Hj. Suhartina Bohari. Tiga Tahun Bersama Memimpin Maros. (ist)
menitindonesia, MAROS – Peneliti pada Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd, menanggapai terkait beredarnya keputusan Partai Golkar mengusung Suhartina Bohari sebagai calon Bupati Maros di Pilkada serentak 2024, mendatang. Menurutnya, pasangan Chaidir Syam – Suhartina Bohari saat ini menjadi dwitunggal kepemimpinan di Maros sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
“Kalau mereka pisah pada Pilkada 2024, yang rugi adalah masyarakat Maros, bisa kehilangan pasangan pemimpin yang baik. Apalagi tantangan politik di Pilkada 2024, akan sangat ketat di Maros,” kata Muhammad Asrul saat diminta komentar media ini, Senin (20/11/2023).
BACA JUGA:
Meski Beda Pilihan dengan JK di Pilpres, Ganjar Tetap Sowan
Alumni Universitas Islam Negeri (IAIN Alauddin) Makassar itu, menambahkan, keputusan Golkar mengusung Ketua-Ketua Golkar di Pilkada 2024 harus dipahami sebagai ancang-ancang politik di internal Golkar yang ingin menang di Pemilu 2024. “Harus punya target. Jadi semua Ketua Golkar diwacanakan untuk maju sebagai kepala daerah, biar kadernya semangat memenangkan pertarungan Pileg 2024,” ujar Muhammad Asrul.
BACA JUGA:
Kantongi Hasil Survei, Prof Nurdin Halid Optimis Golkar Menang Besar Pemilu 2024 di Sulsel
Menurut dia, adanya wacana itu, mau tak mau, Suhartina Bohari, sebagai Ketua DPD II Golkar, harus mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon bupati nanti. “Sebagai elit partai, ya mau tak mau harus siap, mengalir seperti air. Tetapi, di ujung nanti, tak boleh gegabah mengambil keputusan. Harus dihitung, mana yang lebih strategis menjadi pasangan incumbent atau berhadapan dengan petahana. Tunggu dulu hasil Pileg 2024 baru deklarasi,” ujar Muhammad Asrul.
Ia menyarankan agar Suhartina Bohari mengikuti irama politik dan menjaga hubungan dengan Chaidir Syam yang juga Ketua DPC PAN Maros itu, jangan sampai retak sebelum tahapan Pilkada jalan. “Karena mau tak mau, pasti ada pergerakan yang ingin memisahkan Chaidir sama Tina di Pilkada nanti. Kalau keduanya masih sama, susah dihadapi. Ini yang harus dijaga, jangan sampai pecah kongsi,” ujarnya.
Diketahui, kontestasi Pilkada Maros 2020 lalu diikuti oleh tiga pasangan calon, masing-masing H. Tajerimin – Havid S Pasha (diusung oleh Partai Golkar, Demokrat dan Gerindra, Chaidir Syam – Suhartina Bohari (diusung oleh PAN, Hanura, PBB dan PPP), dan Andi Harmil Mattotorang – Andi Ilham Nadjamuddin (diusung oleh NasDem dan PKS). Hasil Pilkada dimenangkan oleh pasangan Chaidir-Suhartina satu putaran.
Setelah menjabat Wakil Bupati, Suhartina Bohari meninggalkan PAN dan bergabung dengan Partai Golkar. Suhartina pun terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD II Partai Golkar Maros pada tahun 2021, menggantikan HA Patarai Amir yang kini menjabat Ketua DPRD Maros.
IMG 20231120 WA0002
FOTO: Bupati Maros Chaidir Syam dan Wabup Suhartina Bohari bersama Ketua DPRD HA Patarai Amir serta Forkopimda kompak bahu membahu bekerja mengatasi krisis di Maros pasca pandemi Covid-19. (ist)
Sementara itu, Suhartina membenarkan wacana dari partainya untuk mengusung semua ketua-ketua DPD Golkar untuk maju sebagai calon Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Wali Kota).
“Memang ada surat dari Golkar. Semua Ketua DPD Partai Golkar diusung di Pilkada. Ya, kita fokus saja dulu bekerja untuk rakyat dan menangkan Pemilu. Kita berharap, yang terbaik untuk Maros ke depan,” ujar Suhartina.
Terkait kemungkinan berhadapan dengan Chaidir Syam di Pilkada 2024 mendatang, mantan Anggota DPRD Maros dua periode itu mengatakan, tahapan Pilkada belum berjalan. Untuk saat ini, kata Suhartina, dia nyaman bersama Chaidir memimpin Maros. “Tak ada masalah selama ini. Jadi kita nyaman bekerjasama untuk membangun Maros menjadi Kabupaten yang keren. Mudah-mudahan kebersamaan ini masih bisa lanjut nanti ya,” ujar dia. (AE)