menitindonesia, MAKASSAR – Pengamat Politik dan peneliti pada Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd., mengatakan sangat berat menyingkirkan posisi Andi Iwan Aras (AIA) dari posisi Ketua Gerindra Sulsel. Menurut Muhammad Asrul, AIA merupakan salah satu ketua Gerindra di Provinsi yang disukai Prabowo, karena hadir di setiap etape perjuangan politik Prabowo Subianto.
“AIA ini mengikuti semua etape perjuangan politik Pak Prabowo Subianto. Di saat Prabowo berjuang dan ditinggal orang, AIA masih ada bersama Gerindra, tak sekalipun tergiur meninggalkan Prabowo. Jadi jangan sampai salah perhitungan dan salah terima nasehat,” kata Muhammad Asrul kepada jurnalis media ini, Senin (10/6/2024).
Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu, menerangkan, bahwa posisi Iwan Aras di mata Prabowo adalah sebagai kawan sejati, dan kawan seperjuangan. Prabowo, kata dia, tentu sudah tahu isi luar dan isi dalam sosok AIA, karena AIA termasuk Ketua Gerindra di Sulsel yang paling lama menjabat.
“Ya, saya rasa Pak Prabowo sudah tammat membaca riwayat hidup AIA. Jadi kalau ada pengamat politik yang mengutarakan seolah-olah bisa digeser karena adanya dinamika politik Gerindra di kabupaten dan kota, itu amatan yang keliru, tidak punya dalil logika dan tidak paham histori politik Gerindra dan AIA di Sulsel,” ujar Muhammad Asrul.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI terpilih hasil Pilpres 2024, kata Muhammad Asrul, Prabowo lebih fokus pada urusan sturuktur dan komposisi kabinet dan siapa calon-calon menterinya yang dia percayai membantu pemerintahannya nanti.
“Masa mau ujug-ujug meresufle struktur partainya yang saat ini semakin solid. Kalau cerdas mengamati, Gerindra itu solid dari atas ke bawah, jika dikacaukan dari bawah langsung ketahuan biang keroknya,” ujar dia.
Oleh karena itu, Muhammad Asrul menambahkan, dalam mengamati dinamika Pilgub Sulsel saat ini, sebagai pengamat, tidak boleh bicara tanpa dalil logika dan landasan histori dari peristiwa politik Pilgub Sulsel yang dinamis ini. “Orang kunjungan wisata dikira merancang kudeta. Itu kan bisa menyesatkan masyarakat. Masa Sudirman baru berkunjung ke Toraja sudah diframing seolah-olah hubungannya dengan AIA buruk?” ujarnya.
Sebelumnya, beredar kabar melalui sejumlah media online yang menyebutkan, bahwa posisi AIA sebagai Ketua Gerindra Sulsel terancam karena adanya suhu politik yang tinggi di tingkat kabupaten dan kota di Sulsel. Hal ini disampaikan oleh Ali Almurnanto, yang menafsirkan kunjungan adik Menteri Pertanian Andi Sudirman Sulaiman yang datang berwisata di Toraja Utara. Saat itu, Andi Sudirman Sulaiman didampingi oleh Ketua Gerindra Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong.
Bahkan, Ali lantang mengatakan, kunjungan Andi Sudirman ke Toraja Utara adalah satu langkah untuk menunjukkan dirinya dan seolah-olah itu merupakan manuver politik dari Mentan, Andi Amran Sulaiman, karena memiliki kekuatan dari pusat, untuk menggeser posisi AIA, baik dari Ketua Gerindra maupun sebagai bakal calon gubernur Suslel 2024 yang didukung oleh Partai Gerindra.
Muhammad Asrul mengaku tidak setuju pendapat Ali tersebut. Menurutnya, pernyataan Ali Almurnanto itu amat prematur, sebab tidak dilakukan check and balance ke bawah dan ke atas. “Persepsi politik yang dia bangun tidak sesuai fakta. Kalau tak ada check and balance, itu sama saja pendapat ngawur, bodoh saya jika mengomentarinya,” tutup Muhammad Asrul.