Rotary Club Serahkan Bantuan 20 Unit Jetsteam Ke KP2C Untuk Percepat Pembersihan Lumpur Pasca Banjir

Rotari Club Bekasi Raya Distrik 3410 menyerahkan bantuan 20 unit jetsteam kepada Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C). (Dok KP2C)

menitindonesia, BOGOR – Sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir 4 Maret 2025, Rotary Club Bekasi Raya Distrik 3410 menyalurkan bantuan berupa 20 unit jetsteam kepada Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).
Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat pembersihan lingkungan warga dari lumpur yang masih mengendap di berbagai titik terdampak.
Selain jetsteam, Rotary Club Bekasi Raya yang diwakili oleh ketuanya, Rasdi, juga menyerahkan bantuan logistik berupa mie instan, minuman anak, dan bingkisan kepada Ketua KP2C, Puarman.
Penyerahan bantuan berlangsung di titik pantau Tinggi Muka Air (TMA) KP2C yang terletak di perbatasan Perumahan Villa Nusa Indah 1, Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor dengan Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kota Bekasi pada Kamis (20/3/2025).

BACA JUGA:
Cek Makan Bergizi Gratis di Bogor, Prabowo Layani Murid SD Yang Minta Tanda Tangan

Kehadiran bantuan ini mendapat sambutan hangat dari warga yang masih berupaya memulihkan kondisi rumah mereka pascabanjir.
“Kami sangat berterima kasih. Bantuan jetsteam ini akan sangat membantu mempercepat pembersihan sisa-sisa lumpur di rumah dan jalan,” ujar Hariyanto, warga Villa Nusa Indah 1 yang juga pengurus KP2C.
Menurut Puarman, bantuan jetsteam akan menjadi inventaris KP2C dan langsung digunakan untuk membersihkan sejumlah titik terdampak di Villa Nusa Indah, Perumahan PPA, Pondok Gede Permai, dan Villa Jatirasa.

BACA JUGA:
Resmikan KEK Industropolis Batang, Prabowo: Puluhan Ribu Lapangan Kerja akan Terwujud

Ia juga mengungkapkan, banjir di wilayah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada 21 April 2016 tinggi banjir di Villa Nusa Indah mencapai 167 cm, pada 1 Januari 2020 meningkat menjadi 2,5 meter, dan pada 4 Maret 2025, air bahkan mencapai lantai dua rumah warga.
Puarman menjelaskan, penyebab utama banjir yang semakin parah adalah berkurangnya daerah resapan air akibat pesatnya pembangunan dan pengupasan lahan. Ia menegaskan bahwa normalisasi Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas harus segera dilakukan oleh pemerintah karena kondisi sungai saat ini sudah sangat kritis.
Pendangkalan yang terjadi semakin parah karena terakhir kali Sungai Cileungsi dikeruk adalah pada tahun 1971. Jika dulu kedalaman sungai mencapai beberapa meter, kini hanya sepaha orang dewasa.
Selain itu, penyempitan aliran terjadi akibat banyaknya bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai. Reklamasi alami akibat lumpur pascabanjir juga semakin mempersempit aliran air.
“Desain normalisasi sebenarnya sudah ada sejak 2020, tapi hingga kini belum terwujud, terutama di wilayah Bojongkulur. Kami mendesak pemerintah segera bertindak!” tegas Puarman. Ia juga menekankan bahwa efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah tidak seharusnya mengorbankan keselamatan masyarakat, terutama dalam hal kebencanaan.
Saat ini, sekitar 600 kepala keluarga di Bojongkulur masih berjuang membersihkan lumpur yang mengendap di rumah mereka. Matras menjadi salah satu kebutuhan mendesak yang sangat dibutuhkan warga terdampak.
Rotary Club menilai bahwa kerusakan lingkungan di wilayah ini sudah sangat parah. Oleh karena itu, mereka mengajak anggotanya untuk turut menjadi ujung tombak dalam penanganan kebencanaan dan tata kelola lingkungan hidup.
“Member Rotary yang berjumlah 300 orang dan KP2C dengan 32.000 anggota dapat berkolaborasi untuk menciptakan dampak besar dan memberikan pembelajaran positif bagi masyarakat,” ujar Sumantoro Radjiman, Past District Governor Rotary Club.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Rotary Disaster Relief (DRD) Rotary International District 3410, Rionardi, serta para pengurus Rotary Club lainnya. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, diharapkan pemulihan pascabanjir dapat berjalan lebih cepat, dan pemerintah segera merealisasikan normalisasi sungai untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.