Bernilai Fantastis, Rencana Pengembangan Wisata Alam Bantimurung Capai Rp 470 Miliar

Air Terjun Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan (Ist)

menitindonesia, MAROS – Pemerintah Kabupaten Maros tengah menyiapkan langkah besar untuk mengembangkan kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung menjadi destinasi wisata unggulan berskala nasional, bahkan internasional.
Proyek ambisius ini akan menggandeng pihak ketiga melalui skema kerja sama investasi dengan nilai fantastis sebesar Rp470 miliar.
Bupati Maros, Chaidir Syam, mengungkapkan, angka tersebut bukan hanya untuk pembangunan infrastruktur semata, tapi mencakup seluruh aspek pengelolaan kawasan, termasuk sistem konservasi, layanan wisata, hingga manajemen lingkungan.
“Nilai investasinya memang besar, tapi ini demi visi jangka panjang. Kalau semua ditanggung APBD, jangankan kegiatan lain, gaji pegawai pun bisa terancam tidak jalan,” ujar Chaidir, Jumat (25/4/2025).

BACA JUGA:
Menjabat Hanya 20 Bulan, Empat Kades PAW Resmi Dilantik Bupati Maros

Untuk memastikan arah pengembangan tetap sesuai dengan prinsip konservasi, Pemkab Maros bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam penyusunan dokumen rencana bisnis. Dokumen ini akan menjadi acuan dalam proses tender terbuka serta seleksi calon investor.
Meski terbuka bagi investor, Chaidir menegaskan bahwa mereka yang terlibat harus mengikuti konsep dan zonasi yang telah ditetapkan. Konservasi tetap menjadi prioritas utama.
“Kami tidak ingin ada pembangunan yang justru merusak kawasan. Ada area yang bisa dikembangkan, tapi ada juga zona yang harus dilindungi sepenuhnya,” tegasnya.

BACA JUGA:
24 Kepala OPD Maros Jalani Wawancara Job Fit Oleh Bupati, Inspektorat Dikecualikan

Saat ini, Taman Wisata Alam Bantimurung menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp4 hingga Rp5 miliar per tahun. Dengan pengelolaan profesional dan dukungan investasi besar, potensi ini diyakini bisa melonjak drastis.
“Ini bukan soal pemerintah tidak mampu. Tapi kami sadar, pendekatan profesional akan membuka peluang lebih besar. Kita ingin Bantimurung naik kelas,” imbuh Chaidir, yang juga mantan Ketua DPRD Maros.
Pemkab Maros juga telah menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Balai Taman Nasional Bantimurung, Dinas Kehutanan, dan instansi terkait, agar semua rencana sejalan dengan aturan perundang-undangan.
Setelah konsep final rampung dan dievaluasi, proses tender akan dibuka secara resmi bagi investor yang berkomitmen tinggi dan menghargai nilai konservasi.
“Bantimurung punya magnet luar biasa. Kita ingin kawasan ini dikelola dengan standar tinggi, tanpa menghilangkan ruh konservasi yang sejak lama menjadi identitasnya,” tutup Chaidir.