Momen Hari Anak Nasional, Wali Kota Makassar Soroti Bahaya Gawai

Momen peringatan Hari Anak Nasional yang dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin di Lapangan Karebosi. (IST)
menitindonesia, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyerukan pembatasan penggunaan gadget bagi anak-anak usia pendidikan dasar, dalam peringatan Hari Anak Nasional di Lapangan Karebosi, Rabu (23/7/2025).
Imbauan ini disampaikan Appi, sapaan akrab Munafri, menyusul lonjakan kasus kekerasan dan penyimpangan perilaku anak di Kota Makassar yang kian mengkhawatirkan.
“Anak-anak sekarang mengakses konten tanpa filter. Mereka merekam, meniru, dan menjadikannya acuan perilaku,” katanya.
Ia menyebut gawai sebagai pintu masuk berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak mental, moral, dan karakter generasi muda. Menurutnya, tantangan ini menjadi ancaman serius dalam menyiapkan Generasi Emas 2045.
“Kita ingin anak-anak menjadi generasi emas, tapi faktanya masalah ada di depan mata,” ucap Appi.

BACA JUGA:
Pemkot Makassar Salurkan 800 Ton Beras untuk 40 Ribu Warga

Pemerintah Kota Makassar, kata dia, akan segera menggelar rapat lintas instansi untuk merumuskan langkah konkret, termasuk kemungkinan pelarangan gadget bagi anak-anak di jenjang pendidikan dasar.
hari anak nasional wali kota makassar
Wali Kota Makassar saat memberikan sambutan di Hari Anak Nasional di Lapangan Karebosi. (ist)
Appi juga meminta orang tua tidak membiarkan anak larut di dunia digital tanpa pendampingan. Ia menekankan pentingnya kelekatan emosional dalam keluarga agar anak merasa dicintai dan terlindungi.
“Kalau kita tidak jaga dari sekarang, kita akan lihat seperti apa jadinya nanti,” tegasnya.
Ia juga meminta para guru dan pembina PAUD agar mulai menanamkan pendidikan karakter, termasuk perbedaan peran anak laki-laki dan perempuan tanpa memaksa di luar identitasnya.
Tak hanya itu, Pemkot Makassar mendorong revisi kurikulum dasar dengan memasukkan pendidikan akhlak, etika, dan tata krama. Appi bahkan ingin menghidupkan kembali nilai lokal seperti Siri’ dan Tabe sebagai pembentuk kepribadian anak Bugis-Makassar.
“Percuma anak pintar kalau tidak punya tatakrama,” sebutnya.
Pemkot juga akan meningkatkan intensitas pendidikan agama dari dua jam menjadi lebih banyak per minggu, serta membangun ruang terbuka untuk bermain, menambah armada bus sekolah, dan menggalakkan kampanye sadar gadget melalui Pokja Bunda PAUD.