Fakta Diabetes yang Jarang Diketahui, Bukan Sekadar Akibat Konsumsi Gula Berlebih

Ilustrasi
menitindonesia, JAKARTA – Penyakit diabetes masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Namun, banyak masyarakat yang belum memahami bahwa diabetes tidak semata-mata disebabkan oleh konsumsi gula berlebih.
Menurut dr. Endang Wibisono, Sp.PD-KEMD, spesialis endokrin dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, diabetes adalah gangguan metabolik kompleks yang dapat muncul bahkan pada orang dengan kadar gula darah yang tampak normal.
“Banyak pasien datang dengan kadar gula darah yang belum terlalu tinggi, tapi sudah mengalami gejala metabolik seperti mudah lelah, sering buang air kecil, dan luka sulit sembuh. Ini disebut prediabetes tersembunyi,” ujar dr. Endang, Senin (6/10/2025).

BACA JUGA:
UU Kesehatan yang Baru Perkuat Peran BPOM, Prof Taruna Ikrar: Pengawasan Jadi Tanggung Jawab Bersama

Bisa Terjadi Tanpa Gejala Gula Tinggi
Diabetes sering disebut silent disease karena berkembang perlahan tanpa gejala mencolok. Kondisi prediabetes tersembunyi bisa berlangsung bertahun-tahun hingga akhirnya terdeteksi ketika komplikasi sudah muncul.
“Karena itu, penting bagi masyarakat untuk rutin memeriksa kadar gula darah puasa dan HbA1C, terutama bagi mereka dengan riwayat keluarga diabetes,” tambahnya.
Ganggu Fungsi Otak dan Otot
Selain memengaruhi ginjal dan penglihatan, kadar gula tinggi kronis juga bisa merusak jaringan otak dan otot.
Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan, kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat mempercepat kerusakan sel saraf otak dan meningkatkan risiko demensia.
Di sisi lain, hilangnya massa otot tanpa sebab jelas juga bisa menjadi tanda awal diabetes tipe 2. Kekurangan insulin membuat otot tidak mampu memanfaatkan glukosa sebagai energi, sehingga tubuh memecah protein dari jaringan otot.

BACA JUGA:
Pemkot Makassar Gandeng PPNI Perkuat Layanan Kesehatan dan Mitigasi Bencana

Infeksi Jamur dan Luka Sulit Sembuh Jadi Sinyal Awal
Dokter juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap infeksi jamur berulang atau luka yang lama sembuh, terutama di kaki dan kulit.
Gula darah tinggi membuat sistem kekebalan tubuh melemah dan memperlambat penyembuhan luka.
“Sering kali pasien datang dengan luka kecil yang tak kunjung kering, padahal itu bisa tanda awal neuropati atau gangguan pembuluh darah akibat diabetes,” jelas dr. Endang.
Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes
Studi terbaru yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism juga menemukan hubungan antara kurang tidur kronis dengan peningkatan risiko diabetes.
Tidur di bawah enam jam per malam dapat mengganggu hormon insulin dan kortisol, sehingga tubuh lebih sulit mengatur gula darah.
Langkah Pencegahan
Pakar kesehatan menegaskan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes. Pola makan seimbang, olahraga minimal 30 menit per hari, tidur cukup, serta pemeriksaan rutin menjadi kunci utama.
“Diabetes bukan hanya akibat makan manis. Ini penyakit gaya hidup yang bisa dicegah jika kita sadar sejak dini,” tutup dr. Endang.