Kepala BPOM RI Prof. Taruna Ikrar (kanan) bersama Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun (kiri) usai pertemuan di Wisma Duta Besar RI di Beijing, membahas penguatan kerja sama Indonesia–Tiongkok di bidang kesehatan dan obat tradisional.
Kepala BPOM RI Prof. Taruna Ikrar memperkuat diplomasi kesehatan Indonesia–Tiongkok di Beijing melalui pengembangan Traditional Chinese Medicine (TCM) berbasis ilmiah. Didampingi dr. William Adi Teja dan Lynda Kurnia Wardhani, Taruna menjajaki integrasi obat tradisional dengan ilmu kedokteran modern untuk memperkuat inovasi dan diplomasi kesehatan Indonesia di tingkat global.
menitindonesia, BEIJING – Langit Beijing diselimuti kabut tipis ketika Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., memulai serangkaian agenda diplomasi kesehatan di negeri Tirai Bambu. Bersama Deputi I BPOM RI dr. William Adi Teja, MD., BMed., MMed., dan Kepala Biro Kerja Sama dan Humas (KSH) BPOM RI Lynda Kurnia Wardhani, Ph.D., Prof. Taruna hadir dalam China–Indonesia Forum on Bilateral Cooperation and Strategic Development in Traditional Medicine.
Pertemuan bergengsi yang digelar di Beijing itu menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi bilateral Indonesia–Tiongkok di bidang Traditional Medicine dan integrasi dengan ilmu kedokteran modern.
Pada forum tersebut, Prof. Taruna juga berdiskusi dengan sejumlah tokoh terkemuka dunia pengobatan tradisional Tiongkok. Mereka di antaranya Zhao Changlong, mantan Direktur International Training Center for Acupuncture and Moxibustion, China Academy of Chinese Medical Sciences; Tong Xiaoying, Executive Deputy Director lembaga yang sama; Wang Heping, mantan Dekan Zhongkang Health Management Training Institute; Liu Ying, Profesor School of Life Sciences di Beijing University of Chinese Medicine; dan Wang Xing, Executive Director & Assistant Secretary-General China Association for the Promotion of Traditional Chinese Medicine Research.
Pertemuan berlangsung hangat dan produktif. Diskusi mendalam mengemuka soal riset berbasis bukti ilmiah (evidence-based) untuk mengembangkan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan kemungkinan penerapannya dalam sistem kesehatan di Indonesia.
“BPOM berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap produk kesehatan, termasuk obat tradisional, memiliki standar keamanan dan efektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujar Prof. Taruna di Beijing, Selasa (4/11/2025).
Diplomasi Kesehatan
Selepas acara tersebut, Prof. Taruna dan delegasi BPOM melanjutkan agenda ke Wisma Duta Besar RI di Beijing. Di sana, mereka bertemu dengan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, beserta tim KBRI Beijing. Dalam pertemuan yang bersahabat, kedua pihak membahas strategi memperkuat sinergi antara BPOM RI dan KBRI Beijing dalam mendukung diplomasi ekonomi dan inovasi kesehatan Indonesia di Tiongkok.
“Diplomasi kesehatan tidak hanya soal obat dan regulasi, tetapi juga soal pertukaran pengetahuan, nilai, dan budaya ilmiah antarbangsa,” tutur Prof. Taruna seusai pertemuan.
Langkah-langkah yang diinisiasi oleh Prof. Taruna Ikrar ini menegaskan arah baru BPOM dalam menjembatani diplomasi kesehatan global, untuk membawa Indonesia sejajar dengan negara-negara maju dalam inovasi dan pengawasan obat tradisional yang berbasis sains dan keselamatan publik. (AE)