Lakukan Study Banding di Masa Pandemi dan Krisis Ekonomi, Aktifis Minta DPRD Maros Hemat Anggaran

Ahmad Takbir Abadi - saat mendemo DPRD Maros suatu hari.

Study Banding DPRD Maros – Kegiatan study banding di masa pandemi Covid-19 dan saat krisis ekonomi yang dilakukan Anggota DPRD Maros ke Lombok Timur, disoroti aktifis mahasiswa  asal Maros, Ahmad Takbir Abadi. Dia menilai kegiatan study banding itu tidak ada manfaatnya. Anggota Dewan tersebut tidak memiliki sense of crisis.

menitindonesia.com, MAROS – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiya Makassar, Ahmad Takbir Abadi mengkritik langkah DPRD Maros yang melakukan studi banding ke Lombok Timur di masa pandemi ini.

Dia mengaku sebagai warga Maros, sangat kecewa dengan prilaku Anggota DPRD Maros tersebut. Menurutnya intruksi presiden Jokowi untuk seluruh elemen bangsa agar tidak memboroskan anggaran dan saling bergotong royong memulihkan ekonomi, karena Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis.

Takbir, melalui releasenya, bilang seharusnya Anggota DPRD proaktif untuk melakukan fungsi mengawasi pemerintah daerah dan mendorong agar pemerintah melakukan pemulihan ekonomi. “Apalagi saat ini, pertumbuhan ekonomi Maros jatuh ke angka 1 persen. Malah mereka pergi study banding ke Lombok. Itu kan tanda bahwa Anggota DPRD tidak memiliki kepekaan terhadap krisis. Ini menyakiti hati rakyat yang diwakilinya,” ujar Takbir, Jumat (14/8).

Lanjut, Takbir bilang, DPRD tidak semestinya melakukan study banding di masa pandemi Covid-19 dan apalagi terjadi krisis ekonomi akibat dampak pandemi. Ia menyarankan, kalau untuk kegiatan study banding, bisa dilakukan lewat zoom atau mencari apa yang perlu diketahui melalui internet. “Kalau bergerombol ke Lombok, pasti muatannya lebih banyak rekreasi daripada melaksanakan tugas,” kata Takbir yang juga dikenal sebagai salah satu aktifis yang gemar menggelar demonstrasi.

Dia juga berharap DPRD Maros lebih fokus lagi untuk melakukan agenda yang bermanfaat di masa pandemi ini. “Kalau mau study banding, nanti setelah pandemi selesai dan krisis ekonomi pulih baru dilakukan, jangan di saat orang banyak susah dan masih maraknya virus menyebar,” ujar Takbir.

Takbir juga merelease jika anggaran study banding yang digunakan, pasti nilainya besar, hingga mencapai ratusan juta. “Mestinya anggaran study banding itu dialihkan untuk pemulihan ekonomi, kenapa anggaran itu tidak di-refocussing. Ini tidak adil. Apalagi semua orang tahu kegiatan study banding di masa pandemi, selain tidak ada gunanya dan berbahaya, itu juga merupakan pemborosan,” kata Takbir. (andiesse)