arap tokoh agama –Appi-Rahman, tampung aspirasi ratusan pendeta yang berkeluh kesah dengannya. Appi janji akan asuransikan Gereja dan memberikan insentif pendeta dan guru sekolah Minggu.
menitindonesia.com, MAKASSAR – Sebanyak 116 Pendeta gereja dan Guru Sekolah Minggu, menggelar pertemuan dengan calon walikota dan wakil walikota Makassar, Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman) di Hotel Aryadhuta, Kamis (10/9) kemarin.
Appi-Rahman banyak mendengar dan menampung aspirasi pemuka dan tokoh Nasrani di Kota Makassar tersebut. Seperti, keluhan perlakuan diskriminatif bagi Guru Agama Nasrani di sekolah-sekolah Makassar.
“Kami mengalami banyak perlakuan tidak menyenangkan. Mengajar tanpa honor. Mengajar di bawah pohon. Tidak diberikan ruangan mengajar,” keluh Pendeta Ibrahim Epang.
Ibrahim menegaskan, jika Appi-Rahman berjanji menghilangkan diskriminasi-diskriminasi tersebut, ia siap mendukung pasangan ini. “Hapus diskriminasi ini, kami siap dukung Appi-Rahman,” ujar pendeta yang berdomisili di Kecamatan Manggala ini.
Lain juga keluhan Pendeta Zakaria Gojan. Ia mengaku selama ini kelompoknya masih termarjinalkan. “Seperti kesulitan untuk mendirikan rumah ibadah ibadah,” katanya.
Keluhan lain diutarakan pengurus Gerakan Siswa Kristen Indonesia (GSKI) Makassar, Kristian Romanto. Ia mengaku pihaknya sering diberi janji-janji manis pemerintah. “Insentif guru sekolah minggu hanya janji-janji dari pemerintah sebelumnya. Tidak ada realisasi,” tuturnya.
Menanggapi semua keluhan itu, Appi-Rahman berjanji memberi solusi. Jika kelak dipercaya memimpin Kota Makassar, tak ada lagi isu-isu diskriminatif di era pemerintahannya.
“Pendeta dan guru-guru sekolah minggu juga akan mendapat insentif. Tidak hanya guru-guru mengaji saja. Rumah-rumah ibadah, termasuk gereja akan diasuransikan,” janji Appi.
Pemerintah, lanjut Appi, harus hadir di tengah-tengah masyarakat dengan asas keadilan. “Kesejahteraan warga Makassar harus terwujud tanpa memilih apa warna kulitnya, apa agamanya. Mudah mudahan pertemuan ini bisa rutin kita lakukan. Kebahagiaan saya luar biasa malam ini,” sambungnya.
Rahman tak ketinggalan memberi jawaban, atas keluhan para pendeta se Makassar ini. Ia menyebut memang masih ada perlakuan diskriminatif terhadap pemuka agama minoritas di Makassar.
“Waktu saya Kepala Dinas Pendidikan, saya pernah mendapati ada guru sekolah minggu yang mengajar di sudut-sudut gedung sekolah. Saya langsung panggil kepala sekolahnya dan beri teguran keras,” kenang Rahman.
“Yang begini-begini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau kita tidak salah pilih pemimpin,” pungkas Rahman.
Meski dipenuhi keluh kesah, pertemuan ini sendiri tetap diselingi canda tawa. Sesekali, Rahman berbicara dan menyapa audiens dengan bahasa Toraja. “Karena memang rumpun keluarga saya dari Toraja,” kata Rahman. (ali amin)