WNI Tak Mudah Jadi Pengusaha Sukses di Dubai, Hanya Nhoora Dari Soppeng Yang Bisa

Nur Afni Ramang alias Nhoora. (Foto Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Menjadi pengusaha asing yang sukses di negeri terkaya di Dunia, Dubai, tak mudah didapatkan. Apalagi pengusaha yang berasal warga negara Indonesia (WNI), jangan mimpi bisa sukses di Dubai.
Tapi pernyataan itu, tidak berlaku bagi Nur Afni Ramang atau Ani. Ia justru mendirikan perusahaan di Dubai. Modalnya hanya percaya diri saja dan sedikit nekat. Perempuan asal Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan itu, punya prinsip dan seribu akal. Jika warga negara asing tak bisa berusaha dengan nyaman di Dubai, dia harus punya cara tersendiri, meskipun sedikit bengkok.
Ani mendirikan perusahaan sendiri, dan membangun kantor Konsultan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Dubai. Tak semua orang asing bisa melakukannya. Ini di Dubai, bukan di negeri sendiri, Indonesia, yang siapa saja bisa buka usaha atas nama investasi.
Di Dubai hanya orang Arab yang bisa eksis melakukan investasi dan membangun usaha mereka. Lalu, kenapa Ani bisa melakukannya, padahal ia bukan Arab, hidungnya tak se mancung orang Arab.
Inilah kelebihan Ani sebagai orang Soppeng. Yang tak bisa dilakukan orang, bagi dia, bisa saja. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan, meskipun jalannya sedikit bengkok.
“Saya dirikan perusahaan milik sendiri, dan pakai nama orang Arab untuk mengurus izin perusahaan. Namun tidak sembarangan orang bisa buat kantor di Dubai,” kata Ani, Jumat (29/4/2022), dikutip dari salah satu media online.
Untuk membuat usaha di Dubai, syaratnya sangat ketat. Setiap perusahaan, harus diisi oleh warga negara pribumi, Uni Emirat Arab. Ani pun memperkenalkan namanya ke arab-araban Nur Ani menjadi Nhoora.
“Surat izinnya, harus ada orang Arab, yang menjadi atas nama,” kata Ani.
Bagi Ani, itu tak sulit baginya. Syarat itu pun dipenuhinya. Ia menggunakan nama relasinya yang orang Uni Emirat Arab. Meskipun hanya namanya saja. Akhirnya perusahaannya berdiri kokoh di Dubai dengan nama Alichani Human Resource Consultancy, setelah mendapat izin resmi dari pemerintah Uni Emirat Arab.
Perusahaannya bergerak di bidang konsultan. Bisa mengatur sopir, asisten rumah tangga, hingga mengurus panti jompo. Ia juga mendirikan kantor konsultan khusus mengurus tenaga kerja wanita.
“Ya, lebih menantang dengan mendirikan kantor konsultan untuk mengurus tenaga kerja wanita,” ujar Ani.
Saat ini, Ani atau Noora mengelola banyak TKW dari Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Afrika ,Ethiopia, Pakistan, dan India. Semuanya diatur ke Arab Saudi, Qatar, Oman, hingga Malaysia.
Nhoora mengaku, beberapa pengusaha Arab sudah mempercayakannya mengelola TKW. Makanya, hingga saat ini perusahaan yang dirintisnya terus berkembang dan maju di Dubai.
“Modalnya percaya diri. Awalnya saya cuman bawa orang Indonesia lima orang. Sedikit sekali. Sekarang, tiap bulan TKW yang diterbangkan 50 orang dari Indonesia,” ucapnya.
Tak hanya sekedar menerbangkan TKW ke berbagai negara. Para TKW yang diberangkatkan ke berbagai negara pun dibekali uang. Namun nilainya bergantung dengan kesiapan berkas administrasi TKW yang hendak berangkat.
“Kalau administrasinya sudah lengkap seperti KTP, paspor, visa, dibekali uang Rp 15 juta. Kalau yang sama sekali tidak ada administrasinya, dibekali uang Rp5 juta,” bebernya.
Tak hanya itu. Perusahaan Nhoora juga menjaga profesionalisme TKW, terutama memperhatikan kondisi para TKW. Termasuk jika ada komplain terkait waktu dan gaji dari majikannya.
“Kalau ada masalah, saya telepon langsung majikannya. Makanya TKW lebih banyak ke saya. Ini anak-anak yang sudah terbang ke kantor saya cerita ke teman-temannya, bahwa saya mau masuk ke ibu Nhoora sebagai TKW. Nhoora ini nama saya di Dubai, karena mereka susah memanggil Nur atau Ani,” jelas Nhoora.
Nhoora menceritakan. Ia merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab, setelah ia terjerat hutang di kampungnya. Ia bertekad merintis usaha dan sukses karena terlilit hutang.
Dulunya, Nhoora mengaku hanyalah ibu rumah tangga dan kadang ada usaha-usaha kecil. Kemudian, karena masalah rumah tangga, Nhoora membulatkan tekad meninggalkan Kabupaten Soppeng ke Jakarta.
“Kebetulan di Jakarta ada agen tenaga kerja wanita (TKW), masuk di situ dibikinkan paspor, lampirkan KTP, dan setelah dua minggu, baru ada majikan, dan bekerja sebagai asisten rumah tangga,” tuturnya.
Dia kemudian bernasib mujur setelah diterima menjadi sekretaris di perusahaan konsultan penyalur tenaga kerja. Setelah itu, dia kemudian dipercayakan mendirikan perusahaan sendiri dengan dukungan relasinya, orang Arab di Dubai.
“Tidak sembarangan orang bisa buat kantor begitu. Di Dubai itu harus bikin surat izin yang harus ada orang Arab yang menjadi atas nama, saya menjadi owner dan saya yang kelola itu kantor,” tukas Ani alias Nhoora.
Sekarang nasib Nhoora sudah jauh berubah. Bukan lagi perempuan kampung yang terkungkung di rumah dan dililit hutang. Ia kini menjadi orang kaya, melyarder di negeri terkaya di dunia. Semua hutangnya sudah lunas. Penderitaannya sewaktu tinggal di Soppeng sudah terlupakan. (roma)