Fatma Wahyudin dan Achi Sulaiman Meminta Agar Orangtua Jangan Lengah untuk Mengawasi Anaknya

Fatma Wahyudin saat menggelar Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, di Hotel Aston
menitindonesia, MAKASSAR –  Perkembangan era digital begitu cepat hingga tak bisa dihentikan oleh manusia, tentu dengan kemajuan ini memberikan berbagai macam jenis dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Terkhusus pada orangtua yang memiliki anak agar tidak lengah mengontrol (mengawasi) anaknya dengan perkembangan digital yang berdampak negatif pada anak.
“Banyak anak akibat kurang pengawasan dari orangtuanya hingga jadi korban seperti prostitusi online, jadi korban penculikan anak akibat menyalahgunakan handphone dengan masuk ke aplikasi untuk beradaptasi dengan bebas lantaran ingin cari tahu pada aplikasi,” urai Fatma Wahyudin saat menggelar Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, di Hotel Aston, Jumat (8/12/2023).
Olehnya itu pihaknya meminta agar orangtua terus mengawasi anaknya. Saat dirumah dengan memberikan bimbingan khusus untuk membentengi iman pada anaknya.
“Kita tidak menginginkan anak kita jadi korban. Tapi ada sebab akibat. Itu sebabnya karena pengawasan yang kurang. Misalnya kita memang sama dengan anak kita di situasi itu anak kita mainkan handphone entah apa dimainkan pada beragam aplikasi,” paparnya menambahkan.
“Nah disinilah kita orangtua pentingnya mengawasi anak kita. Tapi dalam mengawasi ya tentu merujuk pada Perda perlindungan anak dalam mendidik anak. Juga melaporkan masalah anaknya ke DPPPA Makassar. Jangan sampai kejadian yang sama kepada anak kita terus berulang. Makanya perda ini lahir untuk mengatasi masalah itu,” jelasnya yang turut dihari Ketua FPPI Sulsel, Andi Bulan Purnama K Nanda.
Sementara itu Kepala DPPPA Makassar, Achi Soleman menuturkan, orangtua jangan sampai lepas kontrol dengan anaknya. Perlu terus diawasi aktifitasnya baik aktifitas nya dalam beradaptasi dilingkungan sekitar rumah maupun saat bermain gawai (handphone).
“Kalau diusia anak itu cukup mudah terpengaruh karena ada rasa ingin tahu. Apa yang dilihat itu membuatnya untuk cari tahu. Jadi kami ingatkan orangtua untuk melihat sudut pandang berbeda dalam mendidik,” tukasnya.
Menurutnya masalah anak itu kompleks, perlu melihat perspektif lainnya tentang adanya anak yang melakukan seperti itu, kemudian bagaimana cara kita mengasuh anak. Aanak itu boleh dikatakan nakal. Tapi tinggal orang tua bagaimana menangani anaknya agar terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan,” kuncinya. (*)