menitindonesia, MAROS – Petani di Kecamatan Lau terancam gagal panen dan merugi. Tanaman padi yang menjadi harapan itu terendam air.
Anggota DPRD Maros, Rahmat Hidayat merespons hal tersebut. Ia menyebut setiap tahun petani di Kecamatan Lau memang mengalami hal serupa.
“Dan ini salah satu aspirasi paling banyak yang muncul di musrenbang,” kat Ketua Pemuda Tani HKTI Maros itu, Jumat, 19 Januari 2024.
Rahmat tidak takin Pemkab Maros tak mengetahui sumber masalahnya. Termasuk, kata dia, dengan adanya rel kereta api.
“Harusnya tinggal action dari pemda menemukan solusi dari permasalahan ini,” ucap pria muda asal Lau itu.
Legislator PKS itu menyebut petani kian terpojok. Belum lagi masalah pupuk langka. Jatah pupuk bersubsidi yang diberikan Kementerian Pertanian untuk Kabupaten Maros terus mengalami penurunan.
Tahun ini Maros hanya kebagaian 8.670 ton urea dan 5.271 ton NPK dan 118 kg NPK formula.
Salah satu petani di Desa Mattirodeceng, Amir mengatakan, ada dua haktare sawahnya yang terendam. Padahal tanaman padi sudah berumur satu bulan.
“Dua hari setelah saya beri pupuk, kemudian terendam,” katanya, Kamis, 18 Januari 2024.
Ia memperkirakan total kerugian yang dialami berkisar Rp1,7 juta. Amir berharap pemerintah bisa memberikan perhatikan dan segera bertindak.
“Di Mattirodeceng itu tiap tahun terkena banjir. Sungai yang hanya ditanggul dengan tanah itu tiap tahun jebol,” keluhnya.