menitindonesia, LOS ANGELES – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar, melakukan pertemuan bilateral dengan Konsulat Jenderal RI Los ANGELES Amerika Serikat Purnomo Ahmad Chandra, Sabtu (16/11/2024).
“Pertemuan ini untuk menjajaki investasi perusahaan obat dan suplemen kesehatan Amerika Serikat, di Indonesia,” kata Taruna Ikrar melalui pesannya
Taruna menjelaskan, bahwa kolaborasi ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong kewirausahaan dan mengembangkan industri kreatif, kemitraan dengan rumah BUMN di seluruh Indonesia melalui Nota Kesepahaman antara BPOM dengan Kementerian BUMN.
“Apalagi saat ini strategi BPOM RI diakui di dunia global seperti mengangkat derajat, reputasi dan level BPOM RI (the Indonesian FDA) selevel dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat FDA dan Europe FDA,” beber Taruna.
BPOM, kata Taruna, sedang menargetkan masuk dalam daftar WHO Listed Authority (WLA), sebuah pengakuan bergengsi di dunia internasional bagi lembaga pengawas obat dan makanan. “Upaya ini merupakan prioritas utama untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” katanya
Taruna menyebutkan, BPOM sudah berada di level 3 dari 4 level otoritas pengawas menurut standar WHO. “Kami menargetkan agar pada tahun depan, BPOM bisa masuk ke dalam WHO Listed Authority, yang saat ini hanya terdiri dari 30 negara dari total 194 negara anggota WHO,” ujar dia.
Upaya ini bukan sekadar untuk meningkatkan reputasi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi industri farmasi Indonesia. Menurut Taruna, jika Indonesia masuk ke dalam daftar WHO tersebut, produk-produk obat yang diproduksi di Indonesia tidak perlu lagi melalui proses inspeksi yang berulang ketika akan diekspor ke negara-negara anggota WHO Listed Authority.
“Ini akan mempercepat ekspor obat-obatan ke pasar internasional,” pungkas Taruna Ikrar.