FOTO: Menteri KKP Wahyu Trenggono menerima Pengurus Iskindo didampingi Ketua ISLA Unhas, H. Darwis Ismail. (ist)
menitindonesia, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Wahyu Sakti Trenggono, menerima kunjungan audiensi dari Pengurus Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) dan ISLA Unhas di ruang kerjanya, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, pada Senin (16/12/2024).
Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi sekaligus membahas pengelolaan ekosistem kelautan dan maritim Indonesia.
Fokus Diskusi: Pengelolaan Potensi Kelautan Indonesia
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Ikatan Alumni Kelautan (ISLA) Universitas Hasanuddin (Unhas), Darwis Ismail, menjelaskan bahwa kunjungan ini difokuskan untuk mendiskusikan pengelolaan sektor kelautan dan maritim Indonesia yang memiliki potensi besar, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan kelautan yang berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, pemerintah, dan masyarakat.
“Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi kelautan yang luar biasa. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Dalam kesempatan ini, kami ingin memberikan masukan yang konstruktif, terutama dalam hal pemanfaatan potensi sumber daya manusia, terutama sarjana kelautan,” ungkap Darwis Ismail.
Peran Sarjana Kelautan dalam Pengelolaan Laut
Salah satu topik utama dalam diskusi ini adalah peran sarjana kelautan dalam pengelolaan sumber daya laut. Darwis Ismail mengemukakan bahwa keterlibatan sarjana kelautan sangat penting dalam merumuskan kebijakan serta strategi pengelolaan yang lebih baik dan berbasis ilmiah. Ia menegaskan, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, lulusan kelautan dapat berperan besar dalam memajukan sektor kelautan Indonesia.
Menteri Wahyu Trenggono menanggapi hal tersebut dengan antusias dan mengungkapkan bahwa kementeriannya berkomitmen untuk melibatkan lebih banyak tenaga ahli kelautan dalam merumuskan kebijakan. “Kami menyadari pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan akademisi dalam merancang kebijakan pengelolaan kelautan yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujar Menteri Wahyu.
Iskindo Dukung KKP Mendapatkan Alokasi Anggaran 5% dari APBN
Selain itu, dalam pertemuan ini, Iskindo dan ISLA Unhas juga menyampaikan dukungannya terhadap Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendapatkan alokasi anggaran 5% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Darwis Ismail, hal ini sangat penting mengingat KKP bertanggung jawab atas pengelolaan laut Indonesia yang luas dan kompleks, serta pembinaan jutaan nelayan di seluruh Indonesia.
“Alokasi anggaran yang lebih besar akan membantu KKP dalam meningkatkan kapasitasnya dalam mengelola laut kita, serta memfasilitasi program-program yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir dan nelayan. Dengan demikian, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan maritim, yang menjadi salah satu visi Presiden Prabowo Subianto,” ujar Darwis.
Iskindo menilai bahwa alokasi anggaran yang lebih besar juga akan mendukung pencapaian tujuan ketahanan pangan maritim yang diusung oleh Presiden. Dengan memperkuat sektor kelautan, Indonesia tidak hanya bisa mengelola sumber daya alam laut secara berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan nelayan serta memperkuat perekonomian maritim.
Meningkatkan Kerja Sama
Menteri Wahyu Trenggono menyambut baik dukungan Iskindo terkait alokasi anggaran dan berjanji untuk terus bekerja keras agar Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan kelautan. Menurutnya, sektor kelautan sangat vital bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, dan untuk itu, pengelolaan yang lebih baik memerlukan dukungan yang lebih besar dari anggaran negara.
Dalam kesempatan ini, kedua belah pihak juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai inisiatif pengelolaan kelautan, seperti pelatihan bagi sarjana kelautan, riset dan inovasi teknologi kelautan, serta pengembangan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan.
Menteri Wahyu Trenggono menyatakan bahwa sektor kelautan Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai penyedia pangan, tetapi juga sebagai penggerak utama perekonomian negara.
“Dengan pengelolaan yang tepat, sektor kelautan kita dapat menjadi kekuatan besar dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Iskindo dan ISLA Unhas. Kami akan terus bekerja untuk memastikan sektor kelautan Indonesia berkembang dengan baik,” tutup Menteri Wahyu.