menitindonesia, JAKARTA – Tahun 2024 menjadi tahun penuh dinamika politik dan ekonomi global. Salah satu peristiwa paling menonjol adalah kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Terpilihnya Trump memberikan dampak besar pada kebijakan internasional, yang diantisipasi oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai peluang strategis untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan posisi Indonesia di kancah global.
Januari – Maret: Trump Menang dan Dunia Berbenah
Awal tahun 2024 diwarnai oleh ketegangan politik di Amerika Serikat menjelang pemilu. Setelah kampanye panjang, Donald Trump akhirnya memenangkan pemilihan presiden, membawa gelombang kebijakan pro-ekonomi domestik dan proteksionisme perdagangan.
BACA JUGA:
IFRC Ucapkan Selamat ke Jusuf Kalla, Kerja Sama dengan PMI Diperkuat
Gita Wirjawan, ekonom dan mantan Menteri Perdagangan, menyoroti dampak kebijakan Trump bagi Indonesia. “Kita harus bersiap menghadapi kebijakan tarif impor tinggi dari AS. Ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk mendorong ekspor produk unggulan kita,” ujarnya dalam Forum Ekonomi Suara Surabaya (SSEF) di bulan Februari.
April – Juni: Fokus pada Energi dan Ketahanan Nasional
Kebijakan Trump untuk mempercepat eksploitasi energi fosil memicu diskusi tentang peluang kerja sama di bidang energi. Presiden Prabowo menyampaikan optimismenya terhadap potensi investasi di sektor energi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Mei.
“Kita memiliki sumber daya yang melimpah. Dengan kebijakan Trump yang pro-energi, ini kesempatan untuk menarik investasi besar guna memperkuat ketahanan energi kita,” kata Prabowo.
Juli – September: Perdagangan dan Aliansi Strategis
Trump mengumumkan tarif impor tinggi pada produk-produk China pada Juli. Indonesia pun bergerak cepat dengan memperkuat ekspor ke AS, terutama di sektor tekstil, furnitur, dan hasil bumi.
BACA JUGA:
Perintah Prabowo ke Erick: Tiket Pesawat Turun 10 Persen Saat Nataru!
Menurut pengamat perdagangan internasional, Mari Elka Pangestu, langkah ini membuka peluang besar bagi Indonesia. “Indonesia bisa menjadi mitra dagang strategis AS. Diversifikasi produk ekspor menjadi kunci dalam memanfaatkan kebijakan Trump ini,” paparnya dalam diskusi di Kementerian Perdagangan pada Agustus.
Oktober – Desember: Stabilitas Keamanan dan Diplomasi
Di penghujung tahun, Trump menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan konflik Ukraina-Rusia dan memperkuat pertahanan di Indo-Pasifik. Hal ini memberi peluang bagi Indonesia untuk mengambil peran sebagai mediator kawasan.
Prabowo, yang dikenal dengan latar belakang militer, menegaskan komitmennya dalam memperkuat kerja sama pertahanan dengan AS. “Indonesia siap memperkuat stabilitas kawasan melalui kerja sama militer dan intelijen. Ini penting untuk menghadapi tantangan global,” tegasnya dalam Forum Keamanan Asia Pasifik pada November.
Refleksi 2024 dan Prospek 2025
Tahun 2024 telah menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk membangun fondasi kerja sama internasional yang lebih kokoh. Di tengah ketidakpastian global, kepemimpinan Prabowo Subianto menunjukkan kesiapan menghadapi tantangan dan meraih peluang.
Menghadapi 2025, Indonesia diharapkan terus memperkuat ketahanan energi, memperluas pasar ekspor, dan mempererat kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat. Dukungan dari masyarakat dan dunia usaha akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan visi besar Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan berpengaruh di tingkat global.
(akbar endra – AE)