Banjir di Maros Rendam Ribuan Hektare Sawah dan Merusak Infrastruktur, Kerugian Miliaran Rupiah

Bupati Maros, Chaidir Syam turun langsung melakukan pemantauan di lokasi banjir di lingkungan Butta Toa Selatan. (Ist)

menitindonesia, MAROS – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, juga telah merendam sedikitnya 2.664,28 hektare sawah di 10 kecamatan. Kecamatan Maros Baru dan Turikale menjadi daerah terdampak paling parah, dengan total lahan sawah terendam mencapai ribuan hektare.
“Di Kecamatan Maros Baru, sawah yang terendam mencapai 815,47 hektare, sedangkan di Kecamatan Turikale mencapai 681,84 hektare,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Fadli, Selasa (24/12/2024).
Rata-rata usia tanaman padi yang terdampak berkisar antara 15 hingga 30 hari. Meski demikian, Fadli menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan gagal panen karena sawah baru terendam selama 3-4 hari.

BACA JUGA:
Banjir di Maros Melus ke 10 Kecamatan, Chaidir Syam Turun Pantau Kondisi Warga

“Kalau terendamnya masih di bawah 5 hari itu masih aman, belum sampai gagal panen,” jelasnya.
Namun, pihaknya telah menginstruksikan para penyuluh pertanian untuk terus memantau kondisi lahan dan segera berkoordinasi jika dibutuhkan bantuan.
Bupati Maros, Chaidir Syam, menyatakan, banjir kali ini menimbulkan dampak besar tidak hanya bagi pertanian, tetapi juga infrastruktur dan aktivitas ekonomi warga.
“Total kerugian akibat banjir ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah, belum termasuk kerugian yang dialami warga secara langsung,” ungkapnya.
Beberapa hari terakhir, pusat kota Maros, termasuk Kecamatan Turikale dan kawasan PTB yang menjadi pusat aktivitas ekonomi, tergenang air. Banjir kali ini disebut lebih parah dibandingkan dengan bencana serupa yang terjadi pada tahun 2019.
“Banyak sawah warga yang terendam banjir. Meski belum ada laporan gagal panen, kualitas padi petani pasti menurun,” tambah Chaidir.
Selain sawah, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan, terutama di Jalan Nasrun Amrullah, di mana aspalnya terangkat akibat genangan air.
Pemerintah Kabupaten Maros telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk segera turun ke lapangan dan meninjau kerusakan.
“Jalan tersebut rusak parah, dan kami akan segera membenahinya. Kami berharap perbaikan ini bisa dimasukkan dalam APBD Perubahan,” jelas Chaidir.
Ironisnya, jalan yang rusak tersebut baru saja diaspal dua tahun lalu.
“Jika aspal terendam air dalam waktu lama, memang berisiko tinggi mengalami kerusakan,” tutupnya.