Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, saat menyampaikan paparan dalam forum internasional di Boston, Amerika Serikat.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar undang investor bioteknologi dunia berinvestasi di Indonesia melalui konsep kolaborasi ABG: Akademisi, Bisnis, Pemerintah.
menitindonesia, BOSTON – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah global. Dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, Selasa (8/4/2025).
Taruna tampil sebagai pembicara utama dalam forum internasional di Boston yang dihadiri pelaku industri farmasi-bioteknologi, akademisi, hingga mahasiswa dari berbagai negara.
Dalam presentasi bertajuk “Strengthening National Health Ecosystems through ABG Synergy: Indonesia’s Strategic Approach”, Taruna memaparkan strategi BPOM dalam mendorong transformasi kesehatan berbasis sinergi tiga kekuatan utama: Akademisi (Academia), Dunia Usaha (Business), dan Pemerintah (Government)—yang dikenal sebagai kolaborasi ABG.
ABG sebagai Strategi Pendorong Inovasi dan Investasi
Menurut Taruna, konsep ABG bukan sekadar gagasan teoritis, melainkan model kolaborasi nyata yang telah diterapkan BPOM dalam memperkuat ekosistem kesehatan di Indonesia.
“Dengan menjembatani kepentingan ilmu pengetahuan, komersialisasi, dan regulasi, kita dapat mewujudkan transformasi kesehatan yang inklusif dan berbasis bukti,” ujar Taruna di hadapan peserta forum.
Ia juga membeberkan sejumlah inisiatif unggulan BPOM RI seperti Drug and Food Innovation Network, kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan industri, hingga penguatan hilirisasi riset menjadi produk berkualitas dan aman konsumsi.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Salah satu yang menarik perhatian adalah respon positif dari Vice President of The Sarepta Therapeutic, yang menyatakan antusiasmenya terhadap potensi kerja sama riset dengan Indonesia. Topik yang mengemuka mencakup pengembangan vaksin, sistem ketahanan pangan global, hingga harmonisasi standar pengawasan produk kesehatan.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat posisi BPOM sebagai institusi regulatori proaktif di tingkat internasional, tapi juga membuka pintu investasi dan kerja sama global untuk pengembangan bioteknologi di Indonesia.
“Forum ini menjadi penghubung penting bagi kerja sama strategis antara Indonesia dan dunia, khususnya dalam riset, pendidikan, dan penguatan SDM di sektor kesehatan,” pungkas Taruna.