Pemprov Sulsel Genjot Pembangunan PSN Bendungan Jenelata, Kejati Turun Dampingi

Sekda Prov Sulsel, Jufri Rahman memimpin rapat koordinasi lanjutan Satgas Percepatan Investasi terkait percepatan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, memimpin rapat koordinasi lanjutan Satgas Percepatan Investasi terkait percepatan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa. Rapat digelar di Aula Lantai 8 Kejaksaan Tinggi Sulsel dan dihadiri seluruh unsur terkait, Selasa (1/7/2025)
Pertemuan membahas penyelesaian pembebasan lahan tahap keempat seluas 10 hektar dari total 39 hektar lahan milik PTPN I Regional 8 yang diperlukan untuk proyek. Sebelumnya, tahap satu hingga tiga telah membebaskan 29 hektar. Tahap keempat menjadi krusial karena mencakup 29 bidang tanah yang masih tumpang tindih antara klaim masyarakat dan aset PTPN.
“Ini bagian dari Proyek Strategis Nasional. Kita harap segera tuntas. Terima kasih kepada Kejaksaan Tinggi dan seluruh unsur yang hadir, termasuk tokoh masyarakat,” kata Jufri.
Ia menegaskan, kehadiran bendungan ini akan berdampak luas bagi ketersediaan air baku untuk wilayah Makassar, Gowa, dan sekitarnya, serta menunjang pertanian di Gowa dan Takalar.

BACA JUGA:
Tunggakan DBH Pemprov Sulsel Mulai Dicicil, Sisa Empat Bulan Belum Terbayar ke Daerah

Wakil Kepala Kejati Sulsel, Teuku Rahman, menambahkan bahwa Kejaksaan sebagai Ketua Satgas Investasi turut mengawal proses agar kepentingan masyarakat dan kelancaran proyek bisa berjalan seiring.
“Pembangunan ini untuk kepentingan umum. Proses pembebasan lahan harus mengedepankan musyawarah. Kita cari solusi terbaik bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Suryadarma, memastikan anggaran pembebasan telah disiapkan, namun proses tetap mengikuti ketentuan hukum, terutama untuk bidang bermasalah.
Dari sisi warga, Samsuddin M, perwakilan Dusun Manyampa, menyatakan kesediaannya mendukung proyek dengan catatan kompensasi terhadap tanaman yang selama ini ia kelola bisa dipenuhi. “Kami legowo, tapi berharap tanaman kami diganti,” katanya.
Bendungan Jenelata sendiri merupakan proyek senilai Rp4,15 triliun yang didanai APBN dan pinjaman dari Cexim Bank Tiongkok. Bendungan berjenis Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) ini akan memiliki tinggi 62,8 meter dengan kapasitas tampung 223,6 juta meter kubik dan luas genangan 12,20 km².
Proyek ini ditargetkan rampung pada 2028 dengan manfaat utama mereduksi banjir, penyediaan air baku 6,05 m³/detik, irigasi untuk 26.773 hektar lahan, serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7 MW.