Taruna Ikrar dan ITB Bangun Jembatan Inovasi: Dari Kampus untuk Negeri

Prof. Dr. Taruna Ikrar, Kepala BPOM RI, pelopor konsep ABG Inovasi Teknologi untuk menjembatani riset kampus, dunia industri, dan kebijakan pemerintah. (ist)
ITB mendukung penuh konsep ABG Inovasi Teknologi yang diusung Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar. Sinergi kampus, industri, dan pemerintah ini bertujuan mempercepat hilirisasi riset dan memperkuat ketahanan kesehatan nasional.
menitindonesia, BANDUNG — Suasana hangat terasa di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 17 April 2025, ketika Kepala BPOM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar, hadir bukan hanya sebagai pejabat negara, tapi juga sebagai ilmuwan yang membawa visi besar: menjembatani akademisi, dunia usaha, dan pemerintah dalam satu sinergi inovasi — konsep yang ia sebut ABG (Academy, Business, Government) Inovasi Teknologi.
BACA JUGA:
RUU Sisdiknas Bakal Ubah Nasib Guru, Pemerintah Pusat Ambil Alih Tata Kelola ASN
Kunjungan ini merupakan bagian dari program BPOM Goes to Campus, yang tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi ruang dialog penuh semangat antara pemikir dan pelaksana kebijakan. Prof. Taruna didampingi Deputi Bidang Pengawasan Obat dan NAPZA, Rita Mahyona, bersama jajaran tinggi BPOM, disambut hangat oleh pimpinan dan para peneliti ITB.
“ITB memiliki potensi besar dalam menghasilkan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan daya saing nasional. Konsep ABG ini menjadi jembatan penting agar hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tapi bermanfaat nyata bagi rakyat,” ujar Prof. Taruna penuh semangat, Kamis (17/4/2025), lalu.
IMG 20250420 WA0005 e1745122492438
Ilustrasi infografis

Dari Riset Menuju Dampak Nyata

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Irwan Ameilano, yang mewakili Rektor ITB Prof. Tatacipta Dirgantara, menyampaikan bahwa ITB siap menjadi rumah besar kolaborasi. “Kami menyambut baik gagasan Prof. Taruna. Konsep ABG sejalan dengan DNA ITB sebagai kampus riset dan inovasi,” katanya.
BACA JUGA:
⁠Forum Rembuk Tani Andalan Hati Diskusi Swasembada Pangan di Maros
Sejumlah inisiatif langsung dibahas: pembentukan pusat riset kolaboratif, inkubasi startup bioteknologi, hingga kemitraan industri. Semua diarahkan untuk mempercepat hilirisasi riset dan membangun ketahanan kesehatan nasional yang lebih kokoh.
Konsep ABG bukan hanya narasi akademik, melainkan strategi masa depan. Sebuah ekosistem yang menyatukan kekuatan intelektual kampus, energi inovasi industri, dan dukungan kebijakan pemerintah demi satu tujuan mulia: kesehatan dan keselamatan rakyat Indonesia.
“Program BPOM Goes to Campus adalah langkah untuk membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya mutu dan keamanan obat serta makanan. Ini bukan sekadar pengawasan, tapi bagian dari peradaban,” pungkas Prof. Taruna Ikrar.
(akbar endra)