menitindonesia, MAROS – Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar asal Kabupaten Maros, Restu, menyoroti maraknya tambang Golongan C di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros yang dinilai serampangan dan menimbulkan gangguan lingkungan.
“Semestinya ketika izin operasional tambang diberikan, pemerintah seharusnya lebih serius memperhatikan persoalan lingkungan sampai teknis SOP-nya. Kalau seperti ini masyarakat hanya merasakan penderitaan, kalau terik matahari berdebu, kalau hujan penuh lumpur,” kata Restu.
Dia menambahkan, ke depan gunung atau bukit yang ada di wilayah moncongloe akan habis akibat dieksploitasi secara terus-menerus. Tak hanya itu, kata dia, aktifitas angkutan tambang sudah banyak memakan korban jiwa karena banyak truk angkutan yang tidak hati-hati.
“Insiden yang terjadi pada tahun 2019 lalu, pengendara dilindas dump truck pemuat material tanah di Jalan Poros Moncongloe, belum lagi baru-baru ini, pada 3 september 2021, dump truck pemuat material tanah kembali memakan korban jiwa pengguna jalan di Kecamatan Tanralili,” ujarnya.
Fungsionaris Badan Eksekutif Mahasiswa FT UIM ini, juga menilai pemerintah cenderung apatis terhadap keamanan truck pengangkut yang rawan menimbulkan kecelakaan lalu lintas dan mengakibatkan hilangnya nyawa warga.
“Kami meminta Bupati Maros, Pak Chaidir Syam memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan Maros agar lebih tegas dan serius menyikapi keresahan warga ini. Ini bisa memicu aksi demo mahasiswa dan warga yang besar,” pungkasnya. (andi esse)