menitindonesia, MAROS – Bupati Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Kabupaten Maros Amri, mengingatkan Balai Teknik Perkeretaapian di Sulawesi Selatan agar tidak melakukan pembiaran terhadap ulah sopir-sopir truk pengangkut material proyek rel kereta api yang sering ditemukan ugal-ugalan di jalan.
“Sudah banyak kecelakaan, warga meninggal digilas truk proyek kereta api di Maros, dan sepertinya Balai Teknik Perkeretaapian masa bodoh saja, ucapan belasungkawa pun tidak diberi ke korban, justru terkesan kalau ada kecelakaan yang disalahkan korban,” kata Amri melalui keterangannya, Rabu (6/10/2021).
Selain itu, Amri sangat menyayangkan sikap masa bodoh kepala Balai Perkeretaapian, Ir Jumadi, yang dinilainya melakukan pembiaran terhadap prilaku sopir truk yang ugal-ugalan.
“Kelakuan sopir yang mengebut mobil truknya yang mengangkut material proyek Kerata Api ini sangat membahayakan warga, terutama pengguna jalan. Bayangkan di jalan kabupaten dia bawa mobil kencang, selain menimbulkan polusi debu juga mengancam keselamatan pengguna jalan yang lain,” ujarnya.
Agar tidak terulang lagi terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, Amri meminta agar Kepala Balai Perkeretaapian di Sulawesi Selatan melakukan pembinaan. Bahkan Amri mendesak Kemnterian Perhubungan RI melakukan penertiban terhadap proyek pembangunan kereta api yang lebih banyak meresahkan.
“Masa polisi terus yang selalu disalahkan kalau ada kecelakaan akibat ulah truk pengangkut material rel kereta itu. Ini kan disebabkan adanya target yang harus dicapai, yang kemudian mengabaikan ketertiban dan keamanan,” ucapnya.
Amri menuturkan, sementara ini proyek nasional yang ditargetkan harus selesai bulan Desember sehingga dan pengangkutan material dengan truk diberi target demi menghemat ongkos pengangkutan. Amri mensinyalir, sopir truknya disuruh ngebut dijalan biar target sesuai kontrak tercapai.
Ia juga mengapresiasi inisiatip warga di Pallantikang Maros, yang langsung turun secara spontan menahan truk-truk pengangkut material proyek pembangunan kereta api, yang dianggap ugal-ugalan itu.
“Warga bertindak karena Balai Teknik Perkeretapian di Sulsel masa bodoh. Sebaiknya, Kemenhub RI jangan tinggal diam, ini soal keselamatan warga. Ini harus ditertibakan,” punghkasnya. (roma)