menitindonesia, MAKASSAR – Pemilihan Rektor Unhas pada Rapat Majelis Wali Amanah (MWA) Universitas Hasanuddin, juga menjadi ajang pertemuan dua sahabat lama yang nyaris saling melupakan, yakni Mulawarman dan Jusuf Kalla (JK), pada Kamis (27/1/2022).
Di era tahun 1980-1990-an, Mulawarman dikenal sebagai sahabat karib JK. Di mana JK berada, di situ selalu ada Mulawarman. Gelar “si kancil” pun, konon, disematkan JK kepada Mulawarman, wartawan bebal yang menjadi sahabatnya itu.
Tapi dalam perjalanannya, ketika JK sukses di pentas nasional, menduduki jabatan menteri hingga menjabat dua kali Wakil Presiden, Mulawarman justru melontarkan kritik-kritik pedas kepada JK.
“Saat JK sukses, banyak yang datang dan langsung menjadi penjilat, jadi saya menyingkir dan mengeritiknya. Sebab kalau tak ada yang mau mengeritik JK, dia bisa lupa diri dan terperosok. Saya tahu, JK itu pandai menghadapi kritik, makanya dia sukses,” kata Mulawarman yang kerap disapa Mul ini, usai ia menemui JK, di Kampus Unhas Tamalanrea.
Mul mengakui, Saat JK menjadi menteri, ia langsung menjaga jarak dengan JK, bukan untuk menjauhi, tetapi untuk menjaganya. Kalau dia harus mengeritik JK, iapun mengaku tak sungkam mengeritiknya dengan keras agar JK memfungsikan self controlin dirinya.
“Kalau setiap hari dia dikelilingi penjilat yang mau jadi penikmat kekuasaan lewat JK, bisa saja JK jatuh dan para penikmat itu pasti tak peduli, karena para penikmat akan mencari tokoh lain yang bisa dinikmatinya,” ucap Mul.
Lebih lanjut, Mul mengatakan, meskipun dirinya selama ini memilih menjadi pengeritik JK ketimbang menjadi penikmat JK, dia tetap meyayangi JK sebagai sahabatnya melebihi para penikmatnya.
“Memang sih, banyak yang bilang, ‘Mul, kau rugi kalau jauh dari JK, kalau kau dekat dengan JK, kau bisa kaya raya dan ikut berkuasa,’ Justru saya melihat lain, karena kalau saya ikut jadi penikmat, berarti saya juga ikut menjerumuskan JK nanti,” ujarnya.
Mul juga menuturkan, sejak dia mengeritik JK, selama menjadi menteri hingga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, dia mengaku tidak pernah lagi bertemu JK. Dia memperkirakan, sekitar dua puluh tahun lamanya ia tak pernah menemui JK.
Setelah JK tak lagi berada di kekuasaan, Mul mengaku, dirinya mencari momen untuk bisa menemui, meskipun sejenak saja.
“Alhamdulillah, setelah JK memilih Prof Jamaluddin Jompa jadi Rektor Unhas tadi di rapat MWA, saya berhasil menemuinya, meskipun dengan cara mencegatnya. Ini sudah diatur Sakka Pati, agar bisa mencegat JK dan saya bisa lepas kangen sama JK,” ujar Mul.
Keinginan Mulawarman menemui JK, sempat diutarakannya kepada dosen Fakultas Hukum Unhas, Dr Sakka Pati, SH, MH. Namun, Sakka Pati tidak mengetahui cara yang tepat untuk mempertemukan dua sahabat itu.
Sakka Pati lalu mengajak Mulawarman menyusun skenario: mencegat JK di koridor yang akan dilaluinya nanti. Mereka pun sepakat: Mulawarman yang mencegat JK, Sakka Pati yang bertindak sebagai “papparasi” yang mengabadikan pertemuan Mul dengan JK.
“Meski Kak Mul sempat ta’lempar sama pengawal, tapi Pak JK yang langsung menyapa Kak Mul. Pertemuan mereka saya yang foto,” ucap Sakka Pati saat dikonfirmasi terkait pertemuan Mulawarman dengan JK.
Ada peristiwa yang menarik. Saat mencegat JK, Mul terpental dan nyaris dihajar pengawal mantan Wakil Presiden ke-10 dan 12 itu. Untung, JK melihat kehadiran Mulawarman yang cegat oleh Paspanpres. JK lalu memanggil Mulawarman untuk menghampirinya.
Momen itu diabadikan oleh Sakka Pati. Mulawarman akhirnya bertemu dengan sahabatnya yang sering dikritik dan dirindukannya itu.
Percakapan kedua alumni Fakultas Ekonomi Unhas itu, ujar Sakka Pati, berlangsung sejenak tapi menyenangkan. Sakka Pati mengaku mendengar apa yang mereka percakapkan.
Mulawarman mengusulkan Mubes IKA Unhas digelar di Makassar dan JK setuju. Suasana cair, tak ada lagi kegaduhan!
“Betul, saya meminta langsung ke Pak JK agar Mubes Unhas segera dilaksanakan dan lokasonya di Makassar. Pak JK senang sekali dan memang menginginkan Mubes IKA Unhas digelar di Makassar,” ucap Mulawarman. (roma)