DPRD Maros Bahas Lanjutan Perda Literasi, Haeriah Rahman: Kami Mau Jadikan Maros Kabupaten Literasi

Rapat Pansus DPRD Maros terkait Raperda Literasi . (Foto: Ist)
menitindonesia, MAROS – Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Maros, melakukan rapat pembahasan lanjutan Rencana Peraturan Daerah (Raperda) tentang Literasi, Senin (21/2/2022).
Ketua Pansus Raperda Literasi, Andi Rijal Abdullah, menyarankan Anggota Pansus dan  Bagian Hukum Pemkab Maros, Rifky, agar mengembangkan draft Raperda tersebut, sehingga setelah ditetapkan, benar-benar dapat diterapkan dan menghasilkan program terkait literasi.
“Draft Raperda Literasi masih sementara dibahas kelanjutannya sebelum ditetapkan jadi Perda. Ada beberapa catatan yang Pansus sampaikan untuk disempurnakan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah rampung dan bisa ditetapkan,” kata Andi Rijal Abdullah.
Sementara Wakil Ketua DPRD Maros, Haeriah Rahman yang juga hadir dalam rapat pembahasan lanjutan tersebut, mengatakan, Perda Literasi ini nanti harus mendukung program terkait literasi hingga menjadi budaya di Maros.
“Alasan DPRD menginisiasi lahirnya peraturan daerah terkait Kabupaten Literasi ini, supaya ada penguatan literasi di Maros,” ujar Haeriah.
Dia menilai, adanya Perda Literasi sebagai payung hukum nanti, semua stakeholder bergerak untuk mewujudkan Maros sebagai Kabupaten literasi.
“Perda ini akan menjadi payung hukum terkait program untuk menjadikan Maros sebagai Kabupaten Literasi,” ucap Legislator PAN itu.
Selain itu, dia juga membeberkan, setelah Perda ini ditetapkan, ujar Haeriah, akan dibentuk Dewan Literasi Daerah (DL).
“DLD ini nanti, terdiri dari unsur pemerintah, organisasi, profesi literasi, pemustaka, akademisi, penulis, sastrawan, media, hingga tokoh masyarakat,” bebernya.
Adapun tugas DLD, kata dia, adalah membuat dan menjalankan kegiatan pengembangan, promosi, sosialisasi, dan pembudayaan literasi.
“Kegiatan literasi di Maros termasuk gerakan bebas buta aksara, gerakan satu ASN satu buku, pengembangan literasi desa. dan masih banyak lagi kegiatan literasi yang bisa menjadikan Maros sebagai contoh Kabupaten Literasi,” pungkasnya. (asrul nurdin)