LKP: Jika Pilpres Dua Putaran, Prabowo atau Anies Enteng Kalahkan Ganjar

Foto Ilustrasi Capres: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Peneliti Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd, mengatakan, peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menang dalam Pilpres 2024 mengalahkan Capres PDIP dan PPP Ganjar Pranowo serta Capres usungan koalisi perubahan Anies Baswedan yang dicalonkan Partai Demokrat, NasDem dan PKS, sangat terbuka lebar.
“Prabowo enteng menang Pilpres kalau Anies teralienasi. Pendukung Anies, sesuai data yang kami punya, 75 % akan beralih memilih Prabowo jika Anies tak lolos pilpres atau tak lolos ke putaran kedua nanti. Sebaliknya juga gitu,” kata Muhammad Asrul saat ditemui di Kopizone Cafe, Jalan Boulevar, Panakukang, Makassar (1/5/2023).
BACA JUGA:
Peneliti LKP: Andi Amran Sulaiman Representasi Indonesia Timur di Pilpres 2024, Cocok dengan Ganjar atau Anies
Menurut dia, dari hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei mengenai elektabilitas tiga calon presiden (capres) 2024 selisihnya sangat tipis. Survei Indikator yang terbaru, kata dia, elektabilitas Ganjar Pranowo 34,0%, Prabowo Subianto 31,7 %, dan Anies Baswedan 25,2%.
BACA JUGA:
Pentas Budaya Tari Kalompoanna Manjakan Mata Ratusan Kepala Daerah Se Indonesia
Muh Asrul juga mengungkapkan hasil survei yang dirilis Poltracking Indonesia, elektabilitas Prabowo unggul dari dua calon kuat lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Prabowo menempati urutan teratas 28,8%, disusul Ganjar 27,5% dan Anies 19.3%.
“Kalau ditilik data survei kedua lembaga survei tersebut, potensi kemenangan ada pada Prabowo Subianto atau Anies jika head to head dengan Ganjar. Pendukung Anies di Jawa Barat dan di Indonesia bagian timur, lebih banyak yang beralih ke Prabowo, sebaliknya juga begitu,” ungkapnya.
Selain itu, Muh Asrul juga menjelaskan, jika Prabowo jadi berpasangan dengan Erick Thohir dan Ganjar mengambil Sandiaga Uno untuk posisi calon wakil presiden, akan lebih menguntungkan Prabowo-Erick. Alasan dia, elektabilitas Erick sedang berada pada trend positif, sedangkan Sandiaga Uno, elektabilitasnya stagnan dan cenderung droup.
“Jauh lebih mengangkat Erick Thohir ketimbang Sandiaga Uno. Daya tarik Erick lebih kuat daripada daya tarik Sandi. Erick lebih dinamis sedangkan Sandi terkesan sangat kaku,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhwan, Maros, itu.
Namun, Muh Asrul mengatakan, lain cerita jika Anies masuk gelanggang, Ganjar maupun Prabowo sulit menembus angka 50 persen dan berpotensi terjadi putaran kedua. Yang berpeluang menang adalah Prabowo atau Anies, melawan Ganjar.
Di Indonesia, kata Asrul, dianut sistim pilpres mayoritarian dua putaran atau majoritarian two round system. Artinya, pilpres memungkinkan terjadi dua putaran apabila di putaran pertama belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memenangkan pemilihan.
“Nah. Bisa dipresiksi, suara Ganjar sudah mentok di angka 35% nanti. Sedangkan Anies atau Prabowo, salah satunya yang akan lolos ke putaran kedua nanti, berpeluang meraih suara pemilih di atas angka 50%,” terangnya.
Lebih lanjut, Muh Asrul menerangkan, peta elektabilitas ketiga Capres ini sangat kompetitif, sehingga faktor cawapres menjadi sangat menentukan.
“Ini beda dengan periode kedua Jokowi atau SBY, bebas menentukan cawapresnya karena mereka memiliki modal elektabilitas di atas 60 persen. Prabowo, Ganjar dan Anies, sangat ditentukan siapa cawapresnya nanti, karena elektabilitas mereka sangat kompetitif,” terangnya. (andi endeng)