menitindonesia, MAKASSAR – Peneliti pada Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd, menggambarkan pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Gelora Bung Karno (GBK), ibarat pertemuan antara Sinta dan Arjuna seperti dalam kisah sebuah kerajaan yang jauh.
“Di sebuah kerajaan di masa lampau, ada seorang pangeran gagah bernama Arjuna yang terkenal sebagai kesatria yang berani melawan kezaliman. Sedangkan Sinta adalah putri seorang Ratu terkuat di bumi. Sinta dikenal kecantikan dan kebijaksanaannya. Memiliki jiwa yang mulia dan penuh kasih sayang,” kata Muhammad Asrul Nurdin usai menonton Puan-AHY bertemu di Hutan Kota GBK melalui Channel YouTube di Kantor Redaksi Menit Indonesia, Minggu (18/6/2023).
Asrul menambahkan, saat Puan Maharani berjalan dengan santai menghampiri AHY di tikungan jalan Hutan Kota GBK, aura kecantikan Puan keluar dan tampak riang gembira. Begitu juga AHY, nampak sekali energi positif terpancar di matanya dengan senyum yang menyenangkan.
Dia juga menilai, pakaian yang dikenakan kedua tokoh partai ini saat bertemu sangat serasi, kaos berkerak warna gelap dipadukan dengan celana yang juga berwarna gelap.
“Jika Warna merah dan biru disatukan dengan komposisi tertentu, bisa menghasilkan warna biru kehitaman seperti warna baju AHY saat bertemu Puan yang mengenakan kaos warna hitam dipadukan dengan celana hitam. Keren sekali,” katanya.
Selain itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhwan Maros ini, mengatakan pertemuan Puan-AHY tak hanya memperlihatkan cymetri politik kedua tokoh Parpol dan calon pemimpin masa depan itu. Menurutnya, Puan dan AHY juga memperkenalkan praktik politik yang cair,
“Keduanya memulai komunikasi, ingin menjadi seperti saudara, kakak dan adik. Itu berarti, kan kerjasama mereka mulai dari rasa persaudaraan, bukan dari rasa ingin saling memanfaatkan. Kalau orang menjadi seperti saudara, maka yang timbul adalah rasa kebersamaan,” ucap Asrul.
Asrul mengimbau, agar cara komunikasi yang dipertontonkan Puan dan AHY ditauladani oleh elit-elit politik. Menurut peneliti yang juga jurnalis ini, politik cair yang dipraktekkan oleh Puan dan AHY itu, mendistrupsi cara-cara berpolitik yang dipraktekkan Surya Paloh dan Jokowi selama ini.
“Berpolitik tanpa rasa persaudaraan, ya hasilnya, habis berkuasa abang dibuang,” terangnya. (andi ade zakaria)