menitindonesia, MAKASSAR – Wacana untuk menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa dengan agenda mengganti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang dihembuskan oleh Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam, ditanggapi oleh kader Golkar Provinsi Sulawesi Selatan, H Nasran Mone, S.Ag, sebagai langkah yang tidak etis dan justru membuat kegaduhan.
Menurut Wakil Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel yang kerap disapa Cak Mon itu, menghadapi Pemilu 2024 ini, mestinya Anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam dan Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan fokus meningkatkan perolehan suara partai, dan menahan diri serta memegang teguh budaya partai agar tetap solid dan tidak gaduh.
“Maksud saya, budaya partai itu tidak pernah terjadi Munaslub di Golkar sepanjang tidak ada peristiwa yang luar biasa. Kalau menilai tidak ada efek elektoral selama Airlangga Hartarto memimpin Golkar, itu naif, karena Pemilu baru digelar pada 14 Februari 2024 mendatang,” kata Cak Mon melalui keterangannya kepada media ini di Makassar, Minggu (23/7/2023).
Dia menyayangkan statemen Luhut Binsar Panjaitan dan Ridwan Hisjam yang terburu-buru menilai kepemimpinan Airlangga di Golkar berdasarkan asumsi survei. Menurut dia, justru Airlangga Hartarto yang juga Menko Perekonomian itu berhasil mengkonsolidasikan Partai Golkar dan berpeluang memenangkan Pileg dan Pilpres mendatang. “Konsolidasi di semua daerah berjalan baik, tidak ada riak-riak, kalau ada masalah dibicarakan di internal,” ujarnya.
Dia menyarankan jika Luhut ingin menjadi Ketua Umum Partai Golkar, tidak perlu mengkondisikan melalui mekanisme Munaslub. Ia meminta agar Luhut dan para pengikutnya di Partai Golkar supaya menunggu hingga Munas 2024 mendatang. “Tunggu jabatan Airlangga selesai, Munas tahun 2024 kan tidak lama lagi, biarkan semua kader sekarang lebih fokus menggalang agar bisa menang di Pemilu 2024,” ucap Cak Mon.
Mantan Anggota DPRD Kota Makassar tiga periode dari Fraksi Golkar itu, mengimbau seluruh kader Golkar di Sulsel agar tidak ada yang terlibat gerakan yang menginginkan Munaslub diadakan sebelum Pemilu 2024. “Jangan ada kader yang terjebak dengan gerakan yang bisa merusak Golkar dari dalam,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kader Senior Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan, melalui rilis media ini, Sabtu (22/7), kemarin, mengatakan, keinginan Munaslub itu disuarakan para kader senior partainya karena menganggap kepemimpinan Airlangga di Golkar tidak bisa memberi efek elektoral.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu juga mengaku, jika benar-benar terjadi Munaslub nanti, maka dirinya bersedia jika dicalonkan sebagai Ketua Umum untuk menggantikan posisi Airlangga Hartarto. “Ya saya bersedia. Beberapa kader senior menemui saya sebelum isu Munaslub ramai di media,” ujar Luhut.
Sementara Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam, juga menyampaikan bahwa saat ini, Luhut Binsar Panjaitan merupakan kader Golkar yang paling berkualitas. “Dengan pengalaman dan kualitasnya, Luhut bisa membawa dan menyelamatkan Partai Golkar,” kata dia. (AE)