menitindonesia, JAKARTA – Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko, mengemukakan pendapatnya terkait kunjungannya ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai inisiatip pribadi karena obsesinya ingin menyatukan kaum nasionalis di Indonesia.
Politikus yang masih tercatat sebagai Anggota PDI-Perjuangan ini, juga menjelaskan positionin politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi Pilpres 2024. Seperti diketahui, Jokowi adalah kader PDI-P dan PDI-P sendiri telah memutuskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.
“Dari perspektif itu, saya berusaha membaca sikap Jokowi yang merindukan adanya persatuan nasional,” kata Budiman Sudjatmiko, seperti dikutip pada podcast di Akbar Faisal Uncensored, Minggu (23/7/2023).
Ia mengaku ‘sok tahu’ dalam membaca sikap Jokowi yang melihat ada pihak lain yang memiliki survei yang bagus dan di sisi lain ada kader dari partainya yang menempati survei di peringkat kedua, selisih sedikit. “Ibarat seorang bapak, Jokowi sayang anak, tapi dia melihat ada anak orang lain yang nilainya lebih bagus. Sebagai Bapak yang baik menurut saya, dia mengajak anaknya ikut sama anak itu,” ujar Budiman.
Lebih lanjut, Budiman menambahkan, secara kuantitif survei Ganjar Pranowo saat ini sedang tergerus dan berada di bawah survei Prabowo Subianto. Sehingga, dia pun mencoba melempar wacana agar Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertemu khusus dengan Prabowo Subianto untuk membicarakan agenda politik 2024.
Alasan Budiman mengusulkan agar dilakukan pertemuan antara Mega-Prabowo, karena pihaknya melihat survei Bacapres, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di mana keduanya mewakili kelompok nasional, posisinya beririsan.
Ia mengingatkan bahwa fenomena survei saat ini sama dengan Pilgub DKI tahun 2017, di mana posisi Anies berada di bawah. “Kita tidak mau apa yang terjadi di Pilgub DKI tahun 2017 terjadi di Pilpres. Ini soal 280 juta orang, lebih banyak dari jumlah orang di Jakarta,” ujar Budiman.
Mantan Ketua Perasatuan Rakyat Demokrati (PRD) di masa perjuangan reformasi 1998 ini, mengharapkan pertemuan segitiga antara Mega, Prabowo dan Jokowi segera dilakukan. “Pertemuan ketiga orang ini untuk memastikan agar kelompok nasionalis bisa menang besar di Pilpres 2024,” ucapnya.
Terkait usul pertemuan Mega-Prabowo, ungkap Budiman, pihak dari Prabowo mengaku sudah mengusulkan rencana bertemu kepada Mega, namun hingga saat ini, kata dia, belum ada respon dari pihak PDI-P maupun Megawati.
Sementara itu, secara terpisah, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa pertemuan yang dilakukan Budiman Sudjatmiko dengan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, bukan manuver politik. Dia menjelaskan pertemuan tersebut hanya silaturahmi biasa.
“Itu pertemuan biasa, pertemuan silaturahmi, bukan manuver politik. Saya sudah berkomunikasi dengan Budiman soal itu,” ujar Hasto saat dikonfirmasi, Sabtu (22/7/2023), malam.
Hasto mengklaim, bahwa Budiman janji akan melaporkan langsung isi pertemuannya bersama Prabowo kepada dirinya. “Budiman janji akan mengkonfirmasikan isi pertemuannya dengan Prabowo kepada saya. Kita tahu sosok ini orang yang kritis,” ucap Hasto. (AE)