Foto : Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin, Rektor UNHAS, Prof Jamaluddin Jompa, dan Ketua Forum CSR Sulsel Latunreng, melakukan Launching Berjuta Bibit Pisang Cavendish, di Pusat Pembibitan Pisang Unhan
menitindonesia, MAKASSAR -Sebanyak 3,2 juta bibit diproduksi tahun ini sebagai tahap awal dalam penanaman budidaya pisang. Dan selanjutnya tahun 2024 dirancang dengan 20 juta bibit sekali produksi. Hal itu dikemukakan Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dalam sambutannya di Launching Berjuta Bibit Pisang Cavendish, di Pusat Pembibitan Pisang Unhas, Kamis, (16/11/2023)
Bahtiar mengatakan, saat ini untuk mengelola pemerintahan termasuk Pemerintah Provinsi, tidak bisa lagi dijalankan dengan cara lama, tetapi dengan ilmu pengetahuan, termasuk peran serta dari dunia perguruan tinggi.
“Oleh karenanya, kampus ini adalah tempatnya para ilmuan, orang-orang yang memiliki ilmu. Jadi bagaimana sebaiknya digerakkan, termasuk dalam membangun daerah,” kata Bahtiar.
Kendati demikian saat ini sedang menggerakkan pembangunan daerah dan masyarakat. Melaksanakan gerakan pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan, mengatasi stunting, juga pemenuhan gizi keluarga. Kampus kata dia, berfungsi melakukan Research & Development (R&D) yang bertujuan untuk mendukung pengembangan inovasi.
“Kami memikirkan, dibimbing oleh Unhas ilmu pengetahuannya. Sebulan ini sudah menunjukkan konfigurasi kerjanya, ekosistem ekonominya berlandaskan ilmu pengetahuan. Saya berharap Unhas melahirkan banyak ilmuan hebat, termasuk menjadi peraih Nobel,” harapnya.
Sementara itu Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa mengatakan, pisang memiliki aspek multi dimensi, karena terkait manusia dan kebudayaan serta peradaban. Ia pun, menyampaikan rasa terima kasihnya, karena memberikan tantangan kepada Unhas untuk ikut berpartisipasi pada budidaya pisang ini.
“Dengan teknologi yang dikembangkan di Unhas, bisa termanfaatkan dalam pengembangan bibit. Ada beberapa paten yang dimiliki Unhas untuk bisa dioptimalkan serta ilmu yang dapat termanfaatkan,” ungkapnya.
“Insya Allah dengan expertise, ini Prof Bahar (Baharuddin Patandjengi – Guru Besar Hama Penyakit dan Tanaman Unhas) malahan tadi mengatakan, sudah 30 tahun saya pelajari ini, baru diwujudkan dalam skala yang besar,” imbuhnya.
Ia menambahkan, ketahanan pangan menjadi tantangan setiap bangsa saat ini. Pangan menjadi kunci kemajuan, kemaslahatan dan ketentraman serta kenyamanan masyarakat. Selanjutnya, pengembangan dari sisi ekonomi, rantai pasok, dan pengembangan industri serta lainnya. Fakultas-fakultas yang ada di Unhas dapat dilibatkan.
Sedangkan, Ketua Forum CSR Sulsel, Latunreng, mengaku diminta memperkuat holding Unhas yang memiliki anak usaha 15, adapun 5 yang telah berbentuk persero. Termasuk untuk mendukung program budidaya pisang, lahan untuk pembibitan di Unhas pun disiapkan.
Ia juga menyampaikan, off taker atau perusahaan yang bersedia membeli pisang, diantaranya telah melakukan penandatangan dengan Arab Saudi untuk membeli pisang Sulsel, sehingga kepastian pasar telah ada.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Unhas dengan Pemprov Sulsel tentang pengembangan bidang pendidikan, penelitian, pengadaan kepada masyarakat dan pembangunan bangsa. Serta Dinas TPH-BUN Sulsel dengan PT Hadin Metavisi Akademika tentang penyediaan bibit cavendish.
Kemudian, Pemkab Takalar dengan Hadin Metavisi Akademika tentang pemanfaatan lahan untuk pembibitan dan budidaya pisang canvendish. Selanjutnya, PT Hadin Metavisi Akademika dengan PT Cipta Agri Pratama.Dilakukan pula penyerahan bantuan dari Forum CSR kepada Pemprov Sulsel Rp2 miliar untuk mendukung program budidaya pisang cavendish. (*)