menitindonesia, JAKARTA – Nama Husain Abdullah belakangan menjadi percakapan sejumlah kalangan di kedai kopi. Bagaimana tidak, juru bicara Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 itu, tiba-tiba menyatakan penolakannya menjadi Timnas Anies Baswedan Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024, mendatang.
Mantan jurnalis RCTI itu, dikenal sebagai pribadi yang smart dan tenang serta komunikator ulung yang memiliki kemampuan penetrasi informasi ke publik. Pria kelahiran Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan ini, pada Tahun 2009, diajak oleh Jusuf Kalla (JK) untuk mendampinginya sebagai press officer sekaligus juru bicara JK.
Setelah mendampingi JK sebagai Jubir, karier politik JK–yang nyaris redup pasca menjadi Wapres ke-10 mendampingi SBY 2004-2009–kembali moncer. Husain mendampingi JK selaku Jubir hingga JK kembali jadi Wapres ke 12 mendampingi Presiden Jokowi Periode 2014-2019.
FOTO: Husain Abdullah mendampingi JK dalam lawatan ke Luar Negeri. Sosok Uceng yang tinggi besar dinilai mengangkat wibawa JK di hadapan para petinggi negara-negara lain. (ist)
Setelah masa kepresidenan Jokowi-JK 2014-2019, Husain Abdullah diangkat sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi sekaligus Jubir Wapres Jufuf Kalla.
Selain menjadi Jubir Wapres JK, Uceng juga tetap menjadi tenaga pengajar mata kuliah Hubungan Internasional di universitas Hasanuddin, Makassar. Ia juga tetap mengikuti perkembangan sepak bola nasional dan internasional. Uceng dikenal sebagai penyuka olahraga sepakbola. Ia pernah menjadi manajer PSM dan sangat dekat dengan suporter fanatik di Makassar.
Meskipun JK tak lagi menjabat sebagai wapres setelah periode kedua Jokowi, Uceng tetap mendampingi JK sehari-hari sebagai teman berdiskusi hingga mendampingi JK mengurus Dewan Mesjid Indonesia dan Palang Merah Indonesia. Uceng juga tak pernah ketinggalan ikut serta pada setiap lawatan JK ke Luar Negeri maupun ikut dalam pertemuan politik JK dengan berbagai kalangan.
Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said mengatakan, Uceng menolak menjadi Timnas AMIN karena kesibukannya sebagai komisaris di BUMN. “Ada kode etik. Pak Uceng masih menjabat komisaris di beberapa jabatan yang tidak memungkinkan bergabung ke dalam tim,” ujar Sudirman Said. (asrul nurdin)