Jadi Pembicara Bareng Pj Gubernur Sulsel, Ahmad Susanto Paparkan Masalah Disrupsi dan Ekonomi Digital

FOTO: Acara Dialog Akhir Tahun oleh APJII. Sejumlah pemateri memaparkan tantangan ke depan.

menitindonesia, MAKASSAR – Ketua Komite Olahraha Nasional Indonesia (KONI) Kota Makassar Ahmad Susanto dan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar, menjadi pembicara pada acara dialog akhir tahun dengan tema “Growth Digital Economic Beyond 2023” di Hotel Claro, Jumat (22/12/2023).
Juga hadir pembicara lainnya, yakni Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas, Prof Marsuki Dea, Sekretaris Umum APJII Zulpadly Syam, dan Direktur Keamanan Siber dan Sandi Tik dan Media Transportasi Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Negara BSSN, Rinaldy, serta Ketua BPW APJII Salampua, Abdul Malik.
BACA JUGA:
Dibawah Kepemimpinan Pj Gubernur Bahtiar, Dorong Tata Kelola Pemerintahan Sulsel Lebih Baik dengan Kolaborasi Awak Media
Dalam acara yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) denagn dipandu host kawakan Upi Asmaradhana ini, Ahmad Susanto, dalam paparannya, menuturkan, menghadapi masalah disrupsi saat ini, anak-anak muda terasa termotivasi untuk terjun ke dunia wirausaha, khususnya dalam pengembangan ekonomi digital.
Ahmad Susanto mengupas berbagai hal dalam mendapatkan peluang usaha dan kesempatan kerja dalam perkembangan ekonomi digital. “Di era digital ini hampir semua produk, termasuk jasa telah tersedia di internet,” kata Ahmad Susanto.
BACA JUGA:
Malam Kenal-Pamit Kapolda Sulsel, Danny Harap Kolaborasi dan Sinergitas Pemkot Makassar dan Polri Terus Terjalin Baik
Untuk di Makassar sendiri, kata dia, sebanyak 83 persen masyarakat UMKM bergerak di bidang digital, termasuk 41 persennya di bisnis kuliner atau makanan. “Ada 78 persen populasi masyarakat Indonesia sudah melek internet. Di Makassar sendiri sebanyak 83 persen sektor UMKM bergerak di bidang digital, 43 persennya kuliner atau makanan,” jelasnya.
Menurut Ahmad, bisnis digital menjadi usaha yang paling tahan banting meskipun disaat krisis ekonomi sekalipun, sehingga mampu menjadi kekuatan prekonomian di Indonesia dan Makassar secara khususnya.
“Pengusaha digital yang paling tahan banting, apalagi sudah teruji disaat wabah Covid-19 melanda sebagian negara di dunia termasuk di Indonesia,” pungkasnya. (*)